Jumlah Korban Tewas di Gaza Mencapai 3.859 Orang

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas di Jalur Gaza terus bertambah. Menjelang dua pekan konflik antara Israel dan Hamas ini, korban tewas di Gaza melonjak hingga 3.859 per 19 Oktober 2023.
Dilansir dari Wafa Agency, Jumat (20/10/2023), Kementerian Kesehatan Palestina juga mendata korban terluka kini berjumlah 13.500 orang.
Serangan bertubi-tubi dari Israel ke Jalur Gaza makin memperburuk kondisi kota tersebut. Mayoritas yang tewas dan terluka pun adalah perempuan dan anak-anak.
1. Truk bantuan kemanusiaan diperbolehkan masuk oleh Mesir

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi sepakat memperbolehkan sekitar 20 truk bantuan kemanusiaan masuk Jalur Gaza yang kini masih membara.
“Jika Hamas menyita bantuan atau tidak memperbolehkan bantuan itu masuk, maka semuanya akan berakhir,” kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dikutip dari CNN.
Perlunya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza juga disampaikan Biden saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, kemarin. Namun, Biden tetap menegaskan berada di pihak Israel.
Sebelumnya, El-Sisi membantah pemerintahannya telah menutup perbatasan Rafah, satu-satunya penyeberangan dari Gaza yang lumayan aman dari serangan Israel. Perbatasan Rafah juga satu-satunya jalan bagi warga sipil menyelamatkan diri keluar dari Gaza ke Mesir.
2. Sebanyak 20 truk bantuan dinilai sangat sedikit

Meski demikian, sebanyak 20 truk bantuan ini dinilai sangat sedikit dibandingkan dengan 2,3 juta orang yang hidup dengan keterbatasan saat ini karena serangan Israel yang bertubi-tubi ke Gaza.
“20 truk bantuan kemanusiaan ini terlalu sedikit. Sudah terlambat,” kata analis politik senior dari media Al Jazeera, Marwan Bishara.
“Anda, para pemimpin negeri adidaya, tidak perlu undang-undang, resolusi internasional, atau apapun itu untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Anda hanya perlu moral dan akal sehat,” tutur dia.
3. El-Sisi tolak pemindahan warga Palestina ke Sinai

Sebelumnya, El-Sisi jutaan warga Mesir menentang pemindahan paksa warga Palestina ke Sinai. Ia juga menambahkan, eksodus massal tersebut akan berisiko mengubah semenanjung Mesir menjadi basis serangan terhadap Israel.
Sisi mengatakan jalur Gaza secara efektif berada di bawah kendali Israel, dan warga Palestina bisa dipindahkan ke gurun Negev Israel sampai militan ditangani.
“Apa yang terjadi sekarang di Gaza adalah upaya memaksa warga sipil untuk mengungsi, dan bermigrasi ke Mesir, yang tidak boleh diterima,” kata Sisi.
“Mesir menolak segala upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina dengan cara militer, atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka, yang akan merugikan negara-negara di kawasan," tambahnya.