Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kehilangan Kaki, Begini Kondisi Pengungsi Rohingya yang Terkena Ranjau

bbc.com

Sejumlah pengungsi Rohingya harus kehilangan kaki mereka karena menginjak ranjau ketika berusaha untuk melarikan diri menuju Bangladesh. Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas penyebaran ranjau tersebut.

Amnesty International menuduh pemerintah Myanmar sebagai pelakunya.

Default Image IDN

Pada 10 September, Amnesty International mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan otoritas Myanmar yang menyebarkan ranjau di sepanjang jalan yang dilalui Rohingya menuju Bangladesh. "Semua indikasi mengarah ke pasukan keamanan Myanmar yang secara sengaja menargetkan lokasi-lokasi yang dilewati pengungsi Rohingya," kata Tirana Hasan yang merupakan Direktur Cepat Tanggap dari Amnesty International yang berada di Bangladesh. Menurut dia, ini adalah cara kejam dan tak berperasaan.

"Ini membuktikan bahwa masalah ini takkan selesai dengan sendirinya. Pemerintah Myanmar wajib segera mengakhiri praktik kejam ini dan mengizinkan tim penjinak ranjau untuk mengakses area perbatasan mereka," tegasnya.

Pemerintah Myanmar membantahnya.

Default Image IDN

Sumber dari dalam militer Myanmar mengatakan bahwa tudingan yang diarahkan kepada pihaknya itu tak benar. Menurut mereka, ranjau sudah ada di sepanjang perbatasan sejak 1990-an dan tentara Myanmar sudah mencoba mengambilnya. Mereka menegaskan tak ada ranjau yang ditanam baru-baru ini.

Ibu dari dua anak yang sudah menjadi korban ranjau berkata,"Luka-luka mereka sangat buruk, mereka seakan sudah mati. Lebih baik Tuhan mengambil mereka, mereka sangat menderita." Dalam sebuah insiden berbeda yang terjadi pada 3 September, seorang perempuan berusia 50 tahun juga harus kehilangan kedua kakinya ketika menyeberangi suatu area perbatasan.

Sejauh ini, menurut catatan, ada hampir 300.000 warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Sedangkan 30.000 orang warga non-muslim terpaksa kehilangan tempat tinggal mereka di Myanmar setelah militer melakukan operasi melawan kelompok militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) pada 25 Agustus lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rosa Folia
EditorRosa Folia
Follow Us