Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanada Sebut Kehadiran China Semakin Mengganggu di Indo-Pasifik

ilustrasi bendera Kanada (pixabay.com/ElasticComputeFarm)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly, pada Rabu (9/11/2022), menyebut China sebagai kekuatan yang semakin mengganggu di panggung dunia.

Ia juga menuduh China sebagai kekuatan yang akan mengubah pandangan strategis negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. 

Pernyataan itu disampaikan menyusul kebijakan strategi Kanada di Indo-Pasifik yang akan dirilis beberapa pekan mendatang. 

1. China sebut kanada tanpa malu ikut campur urusan internalnya

ilustrasi bendera China (unsplash.com/Yan Ke)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China melalui, Zhao Lijian, pada Kamis (10/11/2022), mengeluarkan pernyataan tegas untuk merespon hal tersebut.

Zhao mengatakan bahwa ucapan Menlu Kanada dipenuhi dengan bias ideologis dan bertentangan dengan fakta.

"Kanada tanpa malu mencampuri urusan internal China," kata Zhao, dikutip dari Reuters

2. Kanada akan perkuat hubungan di kawasan

Dalam roadmap kebijakan baru Kanada di Indo-Pasifik, Joly mengatakan bahwa sangat penting untuk memperluas hubungan dengan negara-negara di kawasan.

Joly juga menambahkan, kawasan Indo-Pasifik akan menjadi pusat kekuatan global di masa depan, dan memprediksi Indo-Pasifik akan menguasai setengah dari perekonomian global pada 2040.

"Kawasan Indo-Pasifik adalah pusat dari pergeseran kekuatan global di masa depan," katanya dikutip dari The Jakarta Post. 

3. Tetap lanjutkan kerja sama dengan China

Dalam pidato yang sama, Joly juga mengatakan bahwa Kanada tidak akan menyurutkan hubungan perdagangannya dengan China. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa Kanada harus melanjutkan kerja sama dengan China dalam mengatasi isu-isu global, seperti perubahan iklim.

Meskipun begitu, Joly mengatakan bahwa Kanada tidak akan tutup mulut mengenai isu-isu di kawasan, seperti isu kaum minoritas Uighur, penghancuran kebebasan berbicara di Hong Kong, ancaman militer terhadap Taiwan, dan isu lainnya yang membatasi hak-hak internasional di kawasan.

"Kami akan menantang China ketika kami seharusnya melakukannya. Kami akan bekerja sama dengan China ketika kami harus," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us