Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Perusak Jepang Berlayar ke Wilayah Perairan China

Ilustrasi kapal. (pexels.com/Devin Koopman)
Intinya sih...
  • Kapal perusak Jepang, Suzutsuki, memasuki perairan China di lepas pantai Zhejiang.
  • Beijing menyampaikan kekhawatiran seriusnya kepada Tokyo dan menuding insiden ini sebagai tindakan provokasi yang disengaja.
  • China dan Jepang memiliki sengketa wilayah di dekat Kepulauan Senkaku yang menjadi salah satu faktor memburuknya hubungan kedua negara.

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal perusak Pasukan Bela Diri Maritim (MSDF) Jepang, Suzutsuki, berlayar sementara ke perairan teritorial di lepas pantai provinsi Zhejiang, bagian timur negara itu pada pekan lalu.

Hal ini tetap dilakukan, kendati ada peringatan berulang kali dari kapal-kapal China untuk meninggalkan daerah itu ketika mendekati jarak 12 mil laut (22 km) dari pantai Zhejiang. Suzutsuki mempercepat lajunya dan berlayar ke perairan China selama sekitar 20 menit sebelum meninggalkan perairan teritorial tersebut, kata sumber diplomatik pada Rabu (10/7/2024), dilansir Kyodo News.

1. Respons Beijing atas masuknya kapal Jepang di perairan China

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Menanggapi insiden tersebut, Beijing menyampaikan kekhawatiran seriusnya kepada Tokyo. Hal ini pun menyebabkan Kementerian Pertahanan Jepang meluncurkan penyelidikan terhadap kapten kapal atas operasinya.

Sehari sebelum kapal perusak MSDF memasuki perairan China, otoritas Zhejiang mengatakan zona larangan berlayar akan didirikan di area terdekat agar militer China dapat melakukan latihan militer tembak langsung maritim. 

Beijing menuding kehadiran Suzutsuki di perairannya merupakan provokasi yang disengaja. Pihaknya juga telah mengumpulkan dan menganalisis informasi yang relevan, kata sumber-sumber China.

2. Jepang mengklaim masuknya Suzutsuki ke perairan Zhejiang bukanlah ilegal

Kapal MSDF pernah memantau aktivitas kapal induk China Liaoning yang ditempatkan di Laut China Timur, namun kapal perusak Jepang yang ditugaskan mengawasi kapal-kapal Beijing biasanya menjauh dari perairan teritorial lepas pantai Zhejiang.

Dalam pembicaraan tidak resmi antara kedua belah pihak, seorang pejabat Jepang menunjukkan kemungkinan bahwa masuknya kapal itu merupakan kesalahan prosedural.

Konvensi PBB tentang Hukum Laut mengakui hak atas lintas damai, di mana memungkinkan suatu kapal melintasi perairan teritorial negara lain kecuali jika hal tersebut membahayakan keselamatan negara pantai. Terkait regulasi ini, Tokyo bersikukuh bahwa masuknya Suzutsuki ke perairan teritorial China bukanlah tindakan ilegal.

Beijing berargumen bahwa kapal MSDF tidak memenuhi persyaratannya berdasarkan hukum domestik China, sehingga mengharuskan kapal asing meminta izin terlebih dahulu untuk memasuki perairannya, kata sumber China.

3. Hubungan bilateral Jepang-China

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden China Xi Jinping saat bertemu di sela-sela KTT APEC di San Francisco (16/11/2023). (twitter.com/kantei)

China dan Jepang memiliki sengketa wilayah di dekat Kepulauan Senkaku yang dikuasai Tokyo di Laut China Timur, namun diklaim oleh Beijing dan disebut Pulau Diaoyu. Negeri Tirai Bambu kerap mengirimkan kapal militer dan penjaga pantainya ke perairan tersebut.

Hubungan kedua negara juga memburuk karena sejumlah masalah. Ini termasuk pelepasan air radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima yang rusak ke Samudera Pasifik akibat Gempa Bumi dan Tsunami Jepang pada 2011, yang menyebabkan China memberlakukan larangan impor total terhadap makanan laut Jepang sejak Agustus tahun lalu.

Baru-baru ini, Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida, dan PM China Li Qiang menggelar pertemuan di Seoul. Kishida mengimbau Li untuk segera mencabut larangan impor yang diberlakukan Beijing terhadap produk laut Jepang. Para perdana menteri juga mengonfirmasi perluasan dialog ekonomi tingkat tinggi, termasuk antara menteri luar negeri.

"Kami menegaskan bahwa kedua negara akan berupaya untuk mencapai kemajuan dalam berbagai isu dan perhatian menuju tujuan mempromosikan hubungan strategis yang saling menguntungkan secara komprehensif, serta membangun hubungan yang konstruktif dan stabil," kata Kishida kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Li pada 26 Mei 2024, dikutip dari Asahi Shimbun.

Perbaikan hubungan kedua negara ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Kishida dengan Presiden China Xi Jinping pada November 2023 di sela-sela KTT APEC di San Francisco. Kedua pemimpin sepakat untuk membangun hubungan bilateral yang saling menguntungkan berdasarkan kepentingan strategis bersama. Meski begitu, negosiasi untuk meningkatkan hubungan bilateral Tokyo-Beijing dinilai berjalan lambat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us