Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kecam Keras China, Australia Membela Taiwan

Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott (Sc: https://www.instagram.com/hontonyabbott)
Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott (Sc: https://www.instagram.com/hontonyabbott)

Jakarta, IDN Times – Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengecam China, menyebut negara itu telah memicu permusuhan di antara kedua negara. Hal itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan ke Taipei untuk bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, pada Kamis (7/10/2021).

Dalam pernyataannya, Abbott mengatakan bahwa dua tahun yang lalu, ia ragu untuk menghadiri konferensi di Taiwan lantaran tidak ingin memprovokasi China. Namun, menurutnya, China sejak itu telah melakukan berbagai kesalahan.

Dia memaparkan sejumlah tindakan China seperti melanggar perjanjian “satu negara, dua sistem” di Hong Kong, menempatkan lebih dari satu juta orang Uighur ke dalam kamp-kamp konsentrasi, meningkatkan mata-mata dunia maya pada warganya sendiri, hingga menyerang Taiwan secara mendadak.

Ia juga mengecam China yang telah menyerang ekspor Australia, seperti gandum, anggur, dan batu bara. Selain itu, juga karena kedutaan besar China telah menerbitkan 14 tuntutan yang tidak dapat diterima oleh Australia.

“Pemicunya yakni dengan sopan mengupayakan penyelidikan yang tidak memihak tentang asal-usul virus Wuhan,” ujarnya. “Jadi tahun ini, saya di sini, setelah menyimpulkan bahwa permusuhan China semuanya dihasilkannya sendiri.”

1. Australia membantu China tumbuh

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 29 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Abbott lebih lanjut mengatakan bahwa China adalah ekonomi yang cemerlang, mencatatkan pertumbuhan signifikan selama beberapa tahun lalu dan mengangkat setengah miliar orang keluar dari jurang kemiskinan dalam waktu singkat.

“Mungkin kemajuan terbesar dan tercepat dalam kesejahteraan manusia sepanjang sejarah,” katanya.

Ia juga mengakui bahwa seluruh dunia telah mendapat manfaat dari produktivitas China, termasuk Australia. Namun, ia juga menekankan bahwa itu semua berhasil dicapai China karena ada keterlibatan Australia.

Abbott mengatakan bahwa pemerintah Australia menyelesaikan kesepakatan perdagangan bebas pertama China dengan negara G20 lain, karena menyadari itu akan membantu membangun kepercayaan antara China dan negara demokrasi.

Ia juga mengatakan bahwa sebagai perdana menteri, ia siap untuk bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia yang dipimpin China karena ia berpikir itu akan membantu memberi China ruang dalam tatanan global yang berbasis aturan.

“Bagi Beijing, tentu ada pelajaran di sini: semakin banyak kebebasan yang dimiliki rakyatnya, semakin baik yang mereka lakukan; dan semakin dihormatinya China,” ujarnya.

“Jadilah teman, dengan pengalaman itu, dan Anda akan punya teman; jadilah pengganggu, dan Anda hanya akan memiliki klien, yang tidak sabar untuk melarikan diri.”

2. Australia tidak memiliki masalah dengan China

Ilustrasi Australia (IDN Times/Isidorus Rio)
Ilustrasi Australia (IDN Times/Isidorus Rio)

Abbott lebih lanjut mengatakan bahwa Australia tidak memiliki masalah dengan China. Ia menekankan bahwa Australia menyambut perdagangan, investasi, dan kunjungan China. Hanya saja secara terbatas.

Ia juga menceritakan bahwa dua minggu yang lalu, Profesor Victor Gao, seorang analis senior Beijing dan mantan penerjemah untuk Deng Xiaoping, secara langsung mengancam warga Australia. Abbott menyebut profesor itu bertanya apakah warga Australia itu ingin menjadi target kemungkinan perang nuklir.

Ia menjelaskan bahwa ancaman itu disampaikan setelah Australia mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir yang tidak bersenjata nuklir.

“Jadi, jika “gendang perang” dapat terdengar di wilayah kami, seperti yang disampaikan oleh seorang pejabat kami, bukan Australia yang memukulnya,” katanya.

“Satu-satunya gendang yang kami pukul adalah untuk keadilan dan kebebasan–kebebasan bagi semua orang, di China dan Taiwan, untuk membuat keputusan sendiri tentang kehidupan dan masa depan mereka.”

3. China memusuhi Taiwan

Xi Jin Ping dan Tsai Ing-wen (instagram.com/tsai_ingwen |instagram.com/chinaxinhuanews)
Xi Jin Ping dan Tsai Ing-wen (instagram.com/tsai_ingwen |instagram.com/chinaxinhuanews)

Abbott juga mengatakan sikap China bermusuhan pada Taiwan, mungkin dipicu oleh kesadaran bahwa kekuatan relatif negara Tirai Bambu itu mungkin telah mencapai puncaknya, populasinya menua, ekonominya melambat, dan keuangannya memburuk.

“Sangat mungkin bahwa Beijing dapat segera menyerang dengan membawa malapetaka,” katanya. “Tantangan kami adalah mencoba memastikan bahwa hal yang tidak terpikirkan tetap tidak mungkin, dan bahwa kemungkinan tidak menjadi kemungkinan.”

Abbott lebih lanjut mengatakan bahwa hubungan negaranya dengan Taiwan kini menjadi sangat penting. Pihaknya menegaskan bahwa masa depan Negeri Formosa harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri, dan bahwa setiap upaya pemaksaan akan memiliki konsekuensi yang tak terhitung.

“Ini bukan satu-satunya titik nyala potensial di dunia: ada Israel, tidak pernah-tidak berada di bawah ancaman eksistensial; dan Ukraina, diancam oleh Tsar baru; tetapi tidak ada perjuangan antara kebebasan dan tirani yang lebih kejam daripada melintasi Selat Taiwan,” jelasnya.

Ia juga memuji Taiwan karena dalam tujuh dekade ini telah berkembang dari negara diktator yang miskin menjadi negara demokrasi yang makmur dan melakukannya tanpa mengorbankan kemakmuran atau anarki.

“Pertumbuhan ekonomi sejak tahun 1990 rata-rata 5 persen dan orang Taiwan sekarang adalah orang terkaya ke-15 di dunia dalam hal daya beli,” ujarnya.

“Ini hanyalah pertunjukan bintang: kemakmuran plus kebebasan, sebuah model yang harus dikagumi oleh seluruh dunia, bukan diisolasi,” tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us