Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keputusan Presiden Putin Adopsi Anak Ukraina Tuai Kecaman

potret anak-anak Ukraina sedang belajar.(twitter.com/UNICEF Ukraine)
potret anak-anak Ukraina sedang belajar.(twitter.com/UNICEF Ukraine)

Jakarta, IDN Times- Penandatanganan dekrit yang dilakukan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuai kritik dari Ombudsman Ukraina, Dmytro Lubinets pada Jumat (5/1/2024). Lubinets mengatakan, keputusan tersebut memungkinkan anak-anak Ukraina diadopsi sebagai warga Rusia dan mengubah identitas mereka.

Keputusan Putin pada 4 Januari 2023 menyatakan, yatim piatu dan anak Ukraina tanpa pengasuhan orang tua dapat menerima kewarganegaraan Rusia tanpa mempertimbangkan semua atau beberapa persyaratan undang-undang federal.

“(Dekrit) ini berarti bahwa bagi anak-anak Ukraina yang dideportasi dan saat ini berada di lembaga-lembaga Rusia atau di bawah pengasuhan keluarga Rusia, warga negara Rusia dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan kewarganegaraan, yang akan dipenuhi oleh Putin tanpa tuntutan apa pun,” kata Lubinets.

“Kami memahami konsekuensi buruk dari tindakan tersebut karena langkah selanjutnya setelah mereka menerima kewarganegaraan Rusia adalah adopsi anak-anak menjadi orang Rusia, dan setelah itu perubahan data pribadi mereka,” katanya, dikutip Kyiv Independent.

1. Upaya Rusia menyelesaikan krisis demografi

Dilansir BBC, Kementerian Luar Negeri Ukraina melihat dekrit terbaru yang dikeluarkan Putin sebagai upaya Moskow untuk menyelesaikan krisis demografinya. Kementerian menggambarkan keputusan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hukum Ukraina, internasional dan hak-hak anak.

Keputusan itu juga merupakan bukti lebih lanjut dari kebijakan Moskow melakukan asimilasi paksa terhadap anak-anak Ukraina. Keputusan Putin juga menunjukkan kejahatan terhadap Kiev secara umum.

Lubinets mengatakan, upaya Moskow memberikan kewarganegaraan kepada anak Ukraina bertujuan agar mereka tidak dianggap sebagai warga Ukraina yang dipindahkan ke Rusia. 

2. Pemindahan anak secara paksa tergolong genosida

Akhir November 2023, Lubinets mengonfirmasi kasus pertama perubahan identitas anak Ukraina yang diadopsi secara ilegal oleh warga Rusia.

Anak Ukraina tersebut awalnya bernama Marharyta Prokopenko, diculik dari panti asuhan di Kherson yang diduduki Moskow. Setelah diadopsi oleh keluarga anggota parlemen Rusia, anak itu diberikan kewarganegaraan Rusia dan berganti nama menjadi Marina Mironova.

“Pada suatu saat, mungkin saja tidak ada satu pun anak Ukraina yang akan tetap tinggal di Rusia karena mereka semua akan menjadi warga negara Rusia dalam waktu 3 bulan ke depan,” tulis Lubinets.

Dia menekankan bahwa pemindahan paksa anak-anak dari suatu negara ke kelompok bangsa lain adalah tanda genosida.

3. Lebih dari 19 ribu anak Ukraina dideportasi ke Rusia

potret anak-anak Ukraina sedang bermain.(twitter.com/UNICEF Ukraine)
potret anak-anak Ukraina sedang bermain.(twitter.com/UNICEF Ukraine)

Pada Maret lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat penangkapan terhadap Putin atas kebijakan Rusia dalam melakukan deportasi paksa terhadap anak-anak serta kejahatan perang di Ukraina.

Selain Putin, komisaris Rusia untuk hak-hak anak, Maria Lvova-Belova juga terkena tuduhan yang sama. Jaksa ICC, Karim Khan, menjelaskan bahwa anak-anak tidak bisa diperlakukan sebagai rampasan perang. Putin bisa diadili atas kasus tersebut.

Pihak berwenang Ukraina mengidentifikasi ada lebih dari 19 ribu anak-anak Ukraina yang dideportasi ke Rusia sejak Moskow melakukan invasi ke Kiev pada Februari 2022. Sejauh ini hanya 387 anak yang dipulangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
NUR M AGUS SALIM
EditorNUR M AGUS SALIM
Follow Us