Ketua PBNU Hadiri Kongres Agama Dunia di Kazakhstan, Ingatkan soal Ini

Jakarta, IDN Times - Kongres ke-7 Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional (Congress of Leaders of World and Traditional Religion) telah dilaksanakan di ibu kota Kazakhstan, Nur Sultan, pekan lalu.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menghadiri kongres yang diadakan di Istana Kemerdekaan Kazakhstan, dan dihadiri sekitar 100 delegasi dari 50 negara, termasuk pemimpin spiritual Katolik Paus Fransiskus, Imam Besar Al-Azhar Ahmed El-Tayyeb, Kepala Ashkenazi Israel Rabbi David Lau.
1. Forum dialog antar agama dan peradaban

Presiden Republik Kazakhstan, Kasyim Jomart Tokayev, dalam pembukaan mengatakan kongres yang pertama kali diselenggarakan pada 2003 ini merupakan forum dialog antar peradaban di tingkat global, mengingat Kazakhstan telah cukup lama menjadi jembatan antara Barat dan Timur.
“Tanah Kazakh telah menjadi jembatan antara Barat dan Timur selama berabad-abad. Hal itu terlihat sejak kerajaan nomaden melewati padang rumput yang luas yang ada di sini,” kata Tokayev, dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (20/9/2022).
Paus Fransiskus, yang juga hadir dalam acara ini, mengingatkan kepada masyarakat dunia, konflik tidak boleh diselesaikan dengan senjata dan ancaman, tetapi dengan dialog.
"Mari kita berkontribusi bersama, dalam hal ini, bukan dengan lebih banyak senjata, tetapi dengan pendidikan,” ungkapnya.
2. Gus Yahya menyampaikan pentingnya dialog menghadapi masalah di dunia

Sementara, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menyampaikan tentang pentingnya dialog untuk menyelesaikan berbagai masalah di dunia.
“Kita harus duduk bersama membahas segala masalah dengan hati terbuka untuk mengetahui akar masalah. Kita harus melanjutkan dialog antar agama seperti ini,” tutur dia.
Dalam kunjungan ini, Gus Yahya juga bertemu beberapa pihak antara lain Grand Mufti Kazakhstan, Naurzybay Kazhi Taganuly; Menteri Urusan Dakwah dan Keislaman Saudi, Dr. Abdul Latif bin Abdul Aziz Al Syekh; dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmed El-Tayyeb. Mereka mendiskusikan berbagai topik keagamaan, perdamaian, dan kemanusiaan.
3. Seluruh pemuka agama dunia menyerukan persatuan

Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Mochamad Fadjroel Rachman, mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan setiap tiga tahun oleh pemerintah Kazakhstan, dengan mengumpulkan seluruh pemimpin agama dari seluruh dunia untuk membahas tentang pentingnya persaudaraan seluruh umat manusia.
“Pada forum ini, seluruh pemuka agama bersatu menyerukan persaudaraan dan perlunya menghindari kekerasan dalam penyelesaian masalah di dunia. Hal ini sejalan dengan visi yang dituliskan para pendiri negeri kita dalam konstitusi yang menyerukan untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” pungkas dia.