Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kim Jong-un Tolak Bantuan Internasional untuk Atasi Kerusakan Banjir

bendera Korea Utara (unsplash.com/Micha Brändli)
bendera Korea Utara (unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menolak tawaran bantuan dari luar negeri untuk memulihkan kerusakan akibat banjir yang melanda wilayahnya baru-baru ini. Dia juga berjanji akan membawa ribuan korban bencana tersebut ke ibu kota, Pyongyang, untuk memberikan mereka perawatan yang lebih baik.

Menurut laporan media pemerintah KCNA pada Sabtu (10/8/2024), Kim melakukan perjalanan selama dua hari, Kamis-Jumat (8-9/8/2024), ke Kabupaten Uiju di provinsi barat laut Pyongan Utara untuk menemui korban banjir yang tinggal di tempat pengungsian.

Kehadirannya disambut meriah oleh warga. Rekaman video menunjukkan pemimpin berusia 40 tahun itu duduk di salah satu tenda, sementara orang-orang tampak menari di sekelilingnya. Dia juga terlihat menggendong beberapa anak dan tersenyum lebar sambil menyerahkan berbagai hadiah dan camilan kepada mereka.

1. Sekitar 15.400 orang akan dipindahkan ke fasilitas di Pyongyang

Kim mengatakan, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan untuk membangun kembali rumah-rumah warga dan menstabilkan daerah yang terdampak banjir. Sampai saat itu, pemerintah berencana menampung sekitar 15.400 orang, termasuk ibu-ibu, anak-anak, lansia dan tentara penyandang cacat, di sejumlah fasilitas di Pyongyang.

"Perawatan anak, pembinaan, dan pendidikan adalah urusan utama negara yang tidak boleh ditinggalkan dalam situasi darurat apa pun,” kata Kim.

Kunjungan ke Uiju merupakan perjalanan kedua Kim ke wilayah yang terdampak banjir tersebut setelah perjalanan pertamanya pekan lalu.

2. Kim akan rehabilitasi kerusakan akibat banjir tanpa bantuan dari luar

Kim mengucapkan terima kasih kepada negara-negara asing dan organisasi internasional yang telah menawarkan bantuan kemanusiaan kepada negaranya. Namun, ia berjanji untuk merehabilitasi kerusakan akibat banjir tanpa bantuan dari luar.

"Dia (Kim) mengatakan bahwa apa yang kami anggap terbaik dalam semua aspek dan proses urusan negara adalah kepercayaan yang kuat pada rakyat dan cara mengatasi masalah secara menyeluruh berdasarkan kemandirian," kata KCNA melaporkan.

Selama sepekan terakhir, Palang Merah Korea Selatan, Dana Anak-anak PBB (UNICEF), serta Rusia dan China telah menawarkan bantuan kepada Korea Utara untuk mengatasi kerusakan akibat banjir, namun negara itu belum menanggapi tawaran tersebut, dilansir Yonhap.

3. Kim kecam laporan media Korsel terkait kerusakan akibat banjir

Menurut laporan media pemerintah, hujan lebat pada akhir Juli menyebabkan 4.100 rumah dan lebih dari 7.400 hektare lahan pertanian di kota barat laut Sinuiju dan kota tetangganya, Uiju, terendam banjir. Gedung-gedung publik, jalan raya, dan jalur kereta api juga ikut terdampak.

Korea Utara belum memberikan informasi mengenai jumlah korban jiwa, namun Kim dilaporkan menyalahkan pejabat publik yang mengabaikan pencegahan bencana, sehingga menimbulkan korban jiwa.

Selama kunjungannya ke Uiju, pemimpin Korea Utara itu juga mengecam laporan media Korea Selatan yang dianggap membesar-besarkan kerusakan dan korban jiwa akibat banjir. Ia menyebut laporan itu sebagai "kampanye kotor" dan "provokasi besar" terhadap pemerintahannya.

Beberapa media Korea Selatan sebelumnya mengklaim bahwa kerusakan akibat banjir di Korea Utara kemungkinan besar jauh lebih parah daripada yang dilaporkan media pemerintah, dengan jumlah korban tewas bisa melebihi seribu orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us