Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Koalisi Sayap Kiri Prancis Tolak Kerja Sama Bareng Macron

Presiden Prancis, Emmanuel Macron sambangi markas Timnas Prancis. (Instagram/@emmanuelmacron).
Presiden Prancis, Emmanuel Macron sambangi markas Timnas Prancis. (Instagram/@emmanuelmacron).

Jakarta, IDN Times - Pendiri partai sayap kiri France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, yang menjadi salah satu partai koalisi yang menang pemilu parlemen Prancis, menolak bekerja sama dengan koalisi Presiden Emmanuel Macron.

“Kami tidak bermaksud ada relasi dalam perundingan semacam itu,” kata Melenchon, dalam pidatonya, dikutip France24, Senin (8/7/2024).

Sebelumnya, Melenchon meminta Macron mengaku kalah dalam pemilu dan menerima Perdana Menteri Gabriel Attal mengundurkan diri, sehingga koalisi sayap kiri membentuk kabinet baru.

1. Koalisi berhaluan kiri menang parlemen

Partai Front Populer Baru (New Popular Front) berhaluan kiri, memenangkan pemilu parlemen Prancis dengan meraup 182 kursi, meski tidak meraup suara mayoritas.

Partai berhaluan tengah pimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron meraup 163 kursi, sementara posisi ketiga ditempati Partai Nasional berhaluan kanan dengan 143 kursi.

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada partai yang berhasil memenangkan 289 kursi yang dibutuhkan untuk mendapatkan mayoritas absolut, yang berarti akan membuat politik Prancis dalam ketidakpastian dalam beberapa hari ke depan.

Dengan tidak adanya partai yang mampu meraih suara mayoritas, parlemen Prancis kemungkinan besar akan lumuh dan terpecah menjadi tiga blok.

2. Seperti apa koalisi NFP?

Koalisi sayap kiri ini terdiri dari beberapa partai yakni France Unbowed, Partai Sosialis, Ecologist Party, Partai Komunis Prancis, Place Publique dan sejumlah partai kecil lainnya. Menariknya, koalisi ini terbentuk beberapa hari setelah Macron menyerukan pemilu parlemen digelar lebih cepat pada Juni kemarin.

Sampai saat ini, belum ditentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri Prancis usai hasil resmi pemilu nanti diumumkan. Sebab, tidak ada yang memimpin koalisi ‘dadakan’ ini sejak awal.

Namun yang paling memungkinkan adalah pemimpin dari Partai France Unbowed, Jean-Luc Melenchon, meski koalisi Macron sudah menolak bekerja sama dengan Unbowed karena berhaluan ekstrem.

3. Koalisi Prancis yang bakal mengakui Negara Palestina secepatnya

Kebijakan NFP sejak awal telah mengarah kepada perubahan ekonomi yang ekspansif. Mereka juga berjanji untuk menaikkan upah minimum bulanan dan membatalkan kebijakan reformasi pensiun yang ditetapkan Macron.

Di isu global, NFP berjanji untuk segera mengakui Negara Palestina dan mendorong Israel dan Hamas untuk melakukan gencatan senjata segera di Gaza.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us