Kolombia Peringatkan AS soal Rencana Invasi ke Venezuela

- Presiden Kolombia sebut invasi akan membuat Venezuela seperti Suriah.
- Kolombia sebut AS secara rahasia berencana melengserkan Maduro.
- Venezuela kirim 4,5 juta pasukan militan di seluruh negeri untuk hindari invasi AS.
Jakarta, IDN Times - Presiden Kolombia Gustavo Petro memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa rencana invasi ke Venezuela adalah sebuah kesalahan besar dan akan berdampak besar bagi kawasan.
“Saya mengatakan kepada Presiden AS, Donald Trump lewat perwakilannya di Bogota bahwa segala bentuk invasi ke Venezuela adalah sebuah kesalahan terbesar,” terangnya, dikutip dari Colombia Reports, Kamis (21/8/2025).
Pada akhir pekan lalu, Washington sudah menerjunkan 4.500 marinir dan beberapa kapal perang di Laut Karibia dengan dalih mencegah penyelundupan narkoba.
1. Petro sebut invasi akan membuat Venezuela seperti Suriah
Petro mengatakan bahwa invasi militer ke Venezuela akan menyebabkan perang sipil seperti yang terjadi di Suriah pada 2011. Perang sipil tersebut akan merembet ke negara tetangganya.
“AS dalam masalah jika mereka berpikir bahwa menginvasi Venezuela akan menyelesaikan masalah mereka. Mereka akan membawa Venezuela berada di situasi yang sama seperti Suriah dan akan menyeret Kolombia dalam sebuah kekacauan,” tuturnya.
Komentar ini disampaikan di tengah tensi antara AS, Kolombia dan Venezuela. Sebelumnya, Petro sudah mengkritisi kebijakan luar negeri AS dan mendorong Venezuela tidak menampung gerilya Kolombia di negaranya.
Perkembangan terkini dari kebijakan AS memunculkan kekhawatiran kembalinya Doktrin Monroe dan ikut campurnya AS soal urusan dalam negeri negara-negara Amerika Latin.
2. Petro sebut AS secara rahasia berencana melengserkan Maduro

Pekan lalu, Petro mengungkapkan soal kemungkinan serangan AS ke Venezuela. Trump disebut sudah menyetujui penggunaan cara militer secara rahasia untuk meringkus kartel narkoba di Amerika Latin.
Presiden sayap kiri Kolombia itu menyebut, serangan militer ke Venezuela sama dengan sebuah serangan kepada seluruh negara di Amerika Latin dan Karibia.
“Kekerasan bukanlah kunci dalam melawan kartel narkoba dan dekriminalisasi serta integrasi ekonomi dari kelompok sayap kiri akan lebih efektif. Saya juga tidak percaya bahwa solusi politik di Venezuela dengan memberikan imbalan untuk membunuh atau menangkap pemimpin politiknya,” ujarnya.
3. Venezuela kirim 4,5 juta pasukan militan di seluruh negeri untuk hindari invasi AS
Pada Selasa (19/8/2025), Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan sudah meningkatkan kapabilitas pertahanan negara untuk menghindari konfrontasi militer dengan AS imbas pengiriman pasukan militer AS di Laut Karibia
“Biarkan dunia tahu bahwa Venezuela hari ini lebih baik dibanding sebelumnya. Maka dari itu, kami akan mempertahankan perdamaian dan tetap damai. Tidak ada negara penjajah yang dapat menginjakkan kaki di tanah Venezuela,” ungkapnya, dikutip dari CNN.
Pemimpin sayap kiri itu mengatakan bahwa lebih dari 4,5 juta militan sudah dikirimkan ke seluruh Venezuela. Terdapat rencana mengaktifkan pasukan militan petani dan pekerja di semua pabrik di Venezuela.