Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kolombia Tunjuk Duta Besar Pertama untuk Palestina 

bendera Kolombia (unsplash.com/ Flavia Carpio)
bendera Kolombia (unsplash.com/ Flavia Carpio)

Jakarta, IDN Times - Kolombia resmi menunjuk Jorge Ivan Ospina sebagai duta besar pertama negara itu untuk Palestina pada Senin (26/5/2025). Penunjukan ini meresmikan kehadiran diplomatik Kolombia dengan pendirian kedutaan di Ramallah.

Dalam pernyataan di X, Opsina mengucapkan terima kasih kepada Presiden Gustavo Petro dan Menteri Luar Negeri Laura Sarabia atas pengangkatannya. Ia juga menyatakan komitmennya untuk mengecam genosida yang sedang terjadi di Jalur Gaza dan berupaya mewujudkan kebebasan bagi masyarakat di sana.

1. Kedutaan akan upayakan pembebasan sandera Israel-Kolombia Elkana Bohbot

Penunjukan Ospina, yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Sarabia, menandai langkah penting dalam memperkuat pengakuan resmi Kolombia terhadap Negara Palestina yang dilakukan pada 2018.

Sebelumnya, hubungan dengan Palestina biasa dilakukan melalui organisasi-organisasi multilateral.

Dilansir dari Anadolu, kedutaan akan berfokus pada upaya pembebasan Elkana Bohbot, sandera Kolombia-Israel yang masih ditahan di Gaza, mendukung bantuan kemanusiaan bagi komunitas Palestina, dan mempromosikan pengakuan solusi dua negara.

Ospina menyatakan bahwa dirinya berharap dapat segera bertolak ke Ramallah secepat mungkin.

2. Presiden Petro desak AS bantu hentikan genosida di Gaza

Kolombia telah secara konsisten menyuarakan penolakannya terhadap perang Israel di Gaza dan menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Presiden Petro bahkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada Mei 2024, dan belakangan ini semakin vokal dalam mengkritik serangan Israel dan pemblokiran bantuan kemanusiaan di Gaza.

Pada Senin, Petro juga kembali menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) untuk membantu menghentikan genosida di wilayah Palestina tersebut.

“Dalam perjuangan untuk bertahan hidup, ada anak-anak perempuan yang berusaha bertahan hidup dari pengeboman sebuah sekolah oleh Netanyahu, sang pelaku genosida. Terdapat keterlibatan yang menentukan dalam menghasilkan kengerian ini dari pihak AS dan UE," tulis Petro di X.

3. Gaza alami krisis pasokan medis

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sedikitnya 53.977 warga Palestina telah tewas dan 112.966 lainnya terluka sejak perang Israel-Hamas meletus pada Oktober 2023. Sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak, dilansir dari Al Jazeera.

Sementara itu, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa Gaza tengah mengalami krisis pasokan medis. Saat ini, hanya enam pusat kesehatan yang dikelola PBB yang masih beroperasi.

“Persediaan medis penting sangat sedikit. Hanya 6 dari 22 pusat kesehatan UNRWA yang masih beroperasi, didukung oleh 37 titik medis yang terletak di dalam dan di luar tempat pengungsian," kata UNRWA dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/5/2025)

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us