Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korban Tewas Banjir Asia Tenggara Tembus 700 Orang

Petugas gabungan mengevakuasi jenazah korban banjir bandang di Palembayan, Kabupaten Agam, Senin (1/12/2025).
Petugas gabungan mengevakuasi jenazah korban banjir bandang di Palembayan, Kabupaten Agam, Senin (1/12/2025). (IDN Times/Halbert Caniago)
Intinya sih...
  • Presiden Prabowo kunjungi lokasi bencana
  • Pemerintah Indonesia memulihkan infrastruktur vital dan mencatat lebih dari 28.000 rumah rusak serta 1,4 juta warga terdampak.
  • Thailand dan Malaysia fokus pemulihan layanan dasar
  • Korban tewas di Thailand meningkat menjadi 176 orang, sedangkan di Malaysia sekitar 11.600 warga masih berada di pusat evakuasi.
  • Ilmuwan: Asia Tenggara garis depan krisis iklim
  • Interaksi Topan Koto di Filipina dan Siklon Senyar memicu cuaca ekstrem yang jarang terjadi, menewaskan ratusan orang di beberapa negara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Tim penyelamat di Indonesia terus berupaya membuka akses jalan yang tertutup longsor dan banjir pada Senin (1/12/2025). Cuaca yang mulai membaik perlahan memperlihatkan betapa luasnya dampak bencana akibat badai tropis langka yang terbentuk di Selat Malaka.

Indonesia, Malaysia, dan Thailand mengalami kerusakan besar setelah badai tersebut memicu hujan ekstrem dan angin kencang selama sepekan. Kondisi ini sempat menghambat proses evakuasi karena wilayah terdampak tertutup lumpur serta banjir tinggi.

Dikutip dari Asia One, total korban tewas mencapai hampir 700 orang di Asia Tenggara, dengan rincian 536 di Indonesia, 176 di Thailand, dan 3 di Malaysia. Selain itu, 508 orang masih hilang di Indonesia, menurut data resmi pemerintah.

Di Palembayan, Sumatra Barat, ratusan warga terlihat membersihkan jalan yang dipenuhi lumpur, pepohonan tumbang, dan puing bangunan. Sebagian warga juga mencoba menyelamatkan barang berharga seperti dokumen dan sepeda motor dari rumah mereka yang rusak.

Sementara itu, tim SAR dan relawan, termasuk personel berseragam loreng, menyisir puing-puing untuk mencari korban. Mobil bak terbuka lalu-lalang membawa warga yang mencari keluarga yang hilang sambil menyalurkan air bersih kepada penyintas.

1. Presiden Prabowo kunjungi lokasi bencana

Presiden Prabowo meninjau Posko Pengungsian Desa Bambel Baru, Kabupaten Aceh Tenggara, pada Senin (1/12/2025) (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo meninjau Posko Pengungsian Desa Bambel Baru, Kabupaten Aceh Tenggara, pada Senin (1/12/2025) (dok. Sekretariat Presiden)

Pemerintah Indonesia saat ini tengah memulihkan sejumlah infrastruktur vital, termasuk jalan, jembatan, dan jaringan telekomunikasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 28.000 rumah rusak dan 1,4 juta warga terdampak di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto meninjau tiga provinsi terdampak pada Senin dan menyampaikan apresiasinya kepada warga yang tetap kuat menghadapi kondisi ini. Ia menyebut bencana ini sebagai katastrofe besar yang membutuhkan kerja bersama.

“Masih ada jalan yang terputus, tapi kita berupaya maksimal untuk mengatasinya,” ujar Prabowo di Sumatra Utara.

“Kita hadapi bencana ini dengan ketangguhan dan solidaritas. Bangsa kita kuat dan mampu melewati ini,” sambungnya.

Badai ini menjadi salah satu bencana terbesar di kawasan dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, Asia Tenggara kerap dilanda cuaca ekstrem mulai dari topan di Filipina dan Vietnam hingga banjir berkepanjangan di berbagai negara.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim akan membuat cuaca ekstrem semakin sering terjadi.

2. Thailand dan Malaysia fokus pemulihan layanan dasar

ilustrasi bendera Thailand. (unsplash.com/Markus Winkler)
ilustrasi bendera Thailand. (unsplash.com/Markus Winkler)

Di Thailand, korban tewas meningkat menjadi 176 orang akibat banjir yang melanda delapan provinsi selatan dan memengaruhi sekitar tiga juta penduduk. Militer Thailand dikerahkan besar-besaran untuk mengevakuasi pasien kritis serta menjangkau warga yang terisolasi banjir.

Provinsi paling terdampak, Songkhla, mencatat 138 korban jiwa. Pemerintah menyatakan 85 persen layanan air sudah pulih, dan sisanya ditargetkan normal pada Rabu.

Pemulihan juga dipusatkan di kota Hat Yai, pusat perdagangan di Thailand selatan, yang pada 21 November menerima 335 mm hujan dalam sehari—tertinggi dalam 300 tahun. Hujan intens berlangsung beberapa hari setelahnya.

Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menargetkan warga dapat kembali ke rumah dalam waktu tujuh hari.

Sementara di Malaysia, sekitar 11.600 warga masih berada di pusat evakuasi. Badan bencana negara itu menyebut status siaga tetap diberlakukan karena berpotensi terjadi gelombang banjir susulan.

3. Ilmuwan: Asia Tenggara garis depan krisis iklim

peta asia tenggara (pexels.com/Nothing Ahead)
peta asia tenggara (pexels.com/Nothing Ahead)

Para ilmuwan memperingatkan bahwa Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Malaysia, berada di garis depan krisis iklim.

Interaksi Topan Koto di Filipina dan Siklon Senyar memicu cuaca ekstrem yang jarang terjadi. Bencana juga melanda Vietnam dan Filipina dalam beberapa minggu terakhir, menewaskan ratusan orang.

"Suhu ekstrem dan curah hujan tak menentu yang melanda musim panas ini adalah rekor baru," kata ahli iklim Maximiliano Herrera.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in News

See More

Korban Tewas Banjir Asia Tenggara Tembus 700 Orang

01 Des 2025, 21:15 WIBNews