Korban Tewas di Jalur Gaza Mencapai 14.128 Orang

Jakarta, IDN Times - Setidaknya 14.128 orang dilaporkan tewas di Jalur Gaza akibat serangan bertubi-tubi dari Israel. Korban terluka pun sudah menyentuh angka 33 ribu orang.
Dilansir TRT World pada Rabu (22/11/2023), dari total jumlah korban tewas tersebut, sebanyak 5.600 orang di antaranya adalah anak-anak dan 3.550 orang lainnya perempuan.
Sampai saat ini, 6.800 orang juga masih dinyatakan hilang serta 44 ribu rumah di Gaza sudah hancur rata dengan tanah.
Sekitar 26 rumah sakit dan 55 fasilitas kesehatan lainnya juga sudah tidak beroperasi. Sedangkan, sebanyak 230 ribu permukiman di Gaza sudah tidak layak huni karena pengeboman Israel.
1. Dalih Israel serang RS Indonesia sudah patuhi hukum internasional

Penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ophir Falk, menyebut bahwa serangan yang dilakukan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza sepenuhnya merupakan tindakan yang proporsional.
“Kami sepenuhnya mematuhi hukum internasional. Ada kebutuhan militer yang jelas untuk menghancurkan Hamas,” kata Falk, dikutip CNN International.
“Kami membedakan antara warga sipil dan teroris,” lanjut dia.
Ratusan pasien pun harus dievakuasi dari RS Indonesia ke Khan Younis karena serangan Israel ke area rumah sakit yang belum berhenti.
2. Tank Israel sempat kepung RS Indonesia

Tank-tank Israel disebut sempat mengepung Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, kemarin. Setidaknya jumlah korban tewas di RS Indonesia akibat serangan Israel meningkat menjadi 12 orang, yang mayoritas adalah pasien dan staf medis.
“Situasinya sangat buruk di RS Indonesia. Ratusan orang masih terjebak. Staf RS bersikeras mereka tinggal untuk merawat yang terluka. Total ada 700 orang di dalam, termasuk staf medis dan yang terluka,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra, dikutip Al Jazeera.
Militer Israel sampai saat ini pun belum mengeluarkan pernyataan kenapa mereka menyerang RS Indonesia.
3. Kesepakatan gencatan senjata disebut makin dekat

Sementara itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel sedang dibahas dan perkembangannya sudah cukup dekat.
“Rencana ini disampaikan ke rekan-rekan di Qatar dan para mediator dan kami sedang mendekati kesepakatan gencatan senjata,” kata Haniyeh, dikutip Anadolu.
Namun, sampai saat ini, Israel masih menolak gencatan senjata bahkan makin merajalela menyerang fasilitas kesehatan dan warga sipil. Meski demikian, Israel menampik serangannya menyasar warga sipil dan fasilitas publik melainkan untuk memburu Hamas.