Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel Setujui Vaksin COVID-19 Pfizer untuk Anak 5-11 Tahun

Ilustrasi suntikan dan vaksin COVID-19. (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Jakarta, IDN Times - Korea Selatan (Korsel) telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer pada anak-anak yang berusia 5 hingga 11 tahun.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan negara itu pada hari Rabu (23/2/2022), waktu setempat.

Langkah tersebut diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran atas melonjaknya kasus corona menjelang pembukaan sekolah minggu depan.

1. Kementerian Keamanan Makanan dan Obat-obatan Korsel: vaksin Comirnaty Pfizer 90,7 persen efektif dalam mencegah COVID-19

Ilustrasi vaksin COVID-19 Comirnaty. (unsplash.com/Guido Hofmann)

Dilansir Korea Herald, Nantinya dalam pemberian vaksin, anak-anak akan mendapatkan sepertiga dari dosis reguler dan akan diberikan dua kali dengan interval tiga minggu. Untuk anak-anak yang memiliki kekebalan yang sangat lemah bisa mendapatkan booster empat minggu kemudian setelah suntikan kedua, menurut kementerian tersebut.

Kementerian juga menyebutkan bahwa vaksin yang diberikan adalah Comirnaty dari Pfizer, yang di mana vaksin tersebut 90,7 persen efektif dalam mencegah COVID-19 di antara 1.968 anak yang belum terinfeksi virus corona.

"Vaksin yang disetujui tersebut sangat berguna karena merupakan vaksin pertama yang dapat mencegah infeksi virus corona pada anak-anak, dan menahan perkembangan gejala yang parah di tengah meningkatnya jumlah kasus COVID-19 karena penyebaran varian omicron," ungkap kementerian dalam pernyataannya.

Kementerian menjelaskan bahwa tujuan pemberian vaksin kepada anak-anak karena anak-anak sangat aktif, di mana mereka dapat menyebarkan virus ke orang lain di sekolah dan di rumah. Itu sebabnya, perlu diberikan suntikan vaksin bagi mereka guna mencegah gejala parah dan mencegah penyebaran virus.

Menurut kementerian, keamanan dan kemanjuran pemberian vaksin pada anak-anak berusia 5-11 tahun mirip dengan vaksin untuk orang berusia 16-25 tahun.

Seperti yang dilaporkan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), rekor tertinggi lebih dari 170.000 kasus harian COVID-19 dari hari sebelumnya, dan dari kasus baru yang dilaporkan pada minggu lalu, hampir 30 persen ditemukan pada anak-anak berusia 18 tahun atau lebih muda.

KDCA juga mengatakan akan mengumumkan rencana terperinci tentang kapan dan bagaimana akan mulai diberikan vaksin untuk kelompok usia ini.

2. Kasus COVID-19 di Korea Selatan

Bendera Korea Selatan. (Unsplash.com/Stephanie Nakagawa)

Korsel sebelumnya telah menyetujui vaksinasi untuk orang berusia 12 tahun ke atas. Dilaporkan bahwa 86,4 persen dari lebih dari 51 juta orang Korsel telah divaksinasi dan hampir 60 persen telah menerima suntikan booster, seperti yang dilansir ABC News.

Di awal pandemi, Korsel dipandang sebagai negara yang sukses dalam mengatasi infeksi dan rawat inap ketimbang kebanyakan negara di Barat, di mana otoritas kesehatan negara itu bekerja erat dengan perusahaan biotek untuk meningkatkan tes laboratorium dan secara agresif memobilisasi alat teknologi dan pekerja publik untuk melacak kontak dan mendisiplinkan karantina.

Namun kini pemerintah dituduh melonggarkan aturan jarak sosial menjelang penyebaran virus corona varian delta yang melonjak pada bulan Desember dan awal Januari. Belum lagi munculnya varian omicron yang sangat menular, yang memperlemah sistem perawatan kesehatan di Korsel.

Korsel dipaksa untuk membentuk kembali respons pandeminya dengan cara yang secara efektif menoleransi penyebaran virus di antara populasi yang lebih luas sambil memusatkan sumber daya medis untuk melindungi kelompok berisiko tinggi, termasuk yang berusia 60 tahun atau lebih dan mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.

Sejauh ini Korsel telah melaporkan 2.499.188 kasus virus corona dan 7.689 kematian terkait COVID-19, menurut data Johns Hopkins University pada 24 Februari 2022.

3. Penggunaaan vaksin Pfizer untuk anak berusia 5-11 tahun telah disetujui di 62 negara

Ilustrasi virus COVID-19. (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Persetujuan penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer datang kurang dari tiga minggu setelah cabang Pfizer Korea mengajukan persetujuan produk pada 4 Februari, di mana sebelumnya perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) tersebut menyerahkan hasil uji klinisnya pada 3.000 anak yang berusia 5 hingga 11 tahun di empat negara, termasuk AS.

Vaksin tersebut telah disetujui untuk digunakan di 62 negara termasuk AS, Inggris, Uni Eropa, dan Jepang untuk anak-anak berusia 5-11 tahun.

Efek samping yang paling umum setelah mendapatkan suntikan vaksin tersebut, yaitu rasa sakit dan bengkak di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, kemerahan, nyeri otot dan menggigil. Otoritas Kesehatan Korsel mengatakan bahwa ada lebih banyak laporan efek samping setelah dosis kedua daripada yang pertama, tetapi gejalanya hilang dalam tiga hari berikutnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us