Korut Kirim Ribuan Pekerja Migran ke Rusia

- Korea Utara kirim 15 ribu pekerja migran ke Rusia untuk atasi kekurangan tenaga kerja akibat perang besar di Ukraina.
- Pekerja asal Korut disukai di Rusia karena bersedia bekerja hingga 12 jam sehari dengan gaji rendah tanpa mengeluh.
- Rusia akan memperkuat hubungan dengan Korut dan Belarus, termasuk kemungkinan mengirimkan tentara Korut ke Ukraina.
Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) disebut sudah mengirimkan 15 ribu pekerja migran ke Rusia. Berdasarkan hasil laporan The Wall Street Journal pada Senin (5/5/2025), pengiriman itu untuk membantu Rusia mengatasi kekurangan tenaga kerja.
Sejak dimulainya perang skala besar Rusia ke Ukraina pada 2022, Korut telah menjadi sekutu terdekat Rusia. Pyongyang bersedia mengirimkan senjata jarak jauh untuk membantu Moskow dalam melancarkan serangan ke Ukraina.
Pekan lalu, Rusia sudah mengakui bahwa keberhasilannya merebut teritori Kursk Oblast berkat bantuan tentara Korut. Sementara, Pyongyang juga mengakui pengiriman tentara untuk membantu Moskow.
1. Rusia dapatkan tenaga kerja murah dari Korut
Pekerja migran asal Korut disebut mayoritas dikirimkan ke area Timur Jauh Rusia. Namun, pemerintah setempat mengupayakan pengiriman pekerja migran ke sejumlah kota besar di Rusia, termasuk Moskow.
Melansir TVP World, pekerja asal Korut disukai oleh perusahaan di Rusia karena bersedia bekerja hingga 12 jam sehari. Selain itu, mereka bersedia dibayar dengan gaji yang rendah tanpa mengeluhkan bagaimana kondisi tempat kerjanya.
Mayoritas dari pekerja tersebut diduga masuk ke Rusia menggunakan visa pelajar. Berdasarkan data dari pemerintah Rusia, terdapat peningkatan signifikan kedatangan warga Korut pada 2024 dibanding setahun sebelumnya.
Kedatangan pekerja Korut ini cukup menguntungkan Rusia yang tengah dilanda kekurangan tenaga kerja. Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja, Rusia tengah kekurangan 1,5 juta tenaga kerja dan diperkirakan akan naik menjadi 2,4 juta pada 2030.
2. Rusia berencana terjunkan tentara Korut dalam serangan ofensif baru
Kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina, Andrii Kovalenko menyebut bahwa Rusia kemungkinan bersiap mengirimkan tentara Korut yang masih tersisa ke garis depan di timur dan selatan Ukraina.
Ia mengatakan bahwa Rusia akan menjustifikasi penerjunan tentara Korut berada di dalam teritori yang dianggapnya secara resmi miliknya. Hingga kini, hanya Korut yang mengakui legitimasi wilayah dudukan di Ukraina sebagai milik Rusia, dilansir Euromaidan Press.
Kovalenko menambahkan, apabila tentara Korut dikirim sendiri tanpa adanya tentara Rusia maka diperkirakan akan berakibat tingginya korban. Ia mengklaim jika tentara Korut digabungkan dengan tentara Rusia lainnya akan membuat kurangnya integrasi.
3. Korut tingkatkan relasi dengan Belarus

Selain meningkatkan hubungan dengan Rusia, Korut juga akan memperat hubungan diplomatik dengan Belarus. Pyongyang akan menerima delegasi dari Minsk untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan.
Delegasi Belarus yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Belarus Yuri Shuleiko direncanakan akan hadir di Pyongyang mulai Selasa (6/5/2025) hingga Jumat (9/5/2025) pekan ini.
Kedatangan delegasi Belarus ke Pyongyang ini didorong oleh permintaan dari Korut sendiri untuk penguatan relasi kedua negara. Diplomat Belarus dan Korut terakhir kali berdialog pada Juli 2024 saat keduanya memperat hubungan.