Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut: Perang di Kiev Cara Rusia Mempertahankan Negara

Pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)
Pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) membela Rusia terkait keputusannya menginvasi Ukraina. Pyongyang juga menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai akar konflik di Kiev.

“Akar penyebab krisis Ukraina juga terletak pada kesewenang-wenangan AS. Mereka (AS) mengejar supremasi militer dengan mengabaikan jaminan keamanan Rusia,” kata Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip dari RT, Senin (28/2/2022).

1. Korut mengecam standar ganda Amerika Serikat

Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu menuduh AS telah mencampuri urusan domestik negara lain tanpa memperhatikan prinsip perdamaian dan stabilitas.

Di sisi lain, Korut juga mengecam Washington yang mengabikan keputusan Rusia untuk mempertahankan negaranya.

“Itu adalah arogansi dan standar ganda (AS),” tambah Korut.

2. China juga mengecam Amerika Serikat

Kecaman senada juga disampaikan oleh China, sekutu lain Rusia dan Korut. Beijing menuduh Washington dan sekutunya, dalam beberapa hari terakhir sebelum invasi, kerap ‘membesar-besarkan’ masalah dan ‘menuangkan minyak pada api yang telah menyala’ di Ukraina.

Beijing telah mengutuk sanksi negara-negara Barat yang dijatuhkan kepada Rusia, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak efektif. Di tengah serangakaian hukuman, China justru mencabut pembatasan impor gandum dari Rusia, kebijakan yang bisa menjadi penyelamat ekonomi Rusia.

3. Ketegangan merembet ke Taiwan dan Korea Selatan

Keputusan Rusia mengerahkan militer ke Ukraina telah memicu ketegangan lainnya, seperti krisis Taiwan-China dan Korea Utara-Korea Selatan. Tidak lama setelah invasi Rusia, sejumlah jet China dikabarkan memasuki wilayah udara Taiwan.

Sementara, pada Minggu pagi, Seoul mengumumkan Pyongyang telah menembakkan rudal ke arah timur, yang diduga sebagai rudal balistik. Uji coba itu tercatat sebagai percobaan ke delapan Korut tahun ini dan yang pertama sejak Olimpiade musim dingin Beijing.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us