Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Tuding AS Hasut Konflik Israel-Hamas

bendera Korea Utara (unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara menuding Amerika Serikat (AS) terlibat dalam peperangan yang terjadi antara Israel dan kelompok Palestina Hamas pada Senin (23/10/2023). Pemerintah komunis itu juga mengatakan bahwa Washington sepenuhnya bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Tuduhan itu disampaikan Pyongyang setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden baru-baru ini ke Israel, di mana ia menegaskan kembali dukungannya terhadap Israel dan mengutuk ledakan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza pekan lalu.

“AS adalah pemimpin dalam situasi Timur Tengah. Pertempuran pembantaian besar-besaran semakin intensif di Timur Tengah karena hasutan yang bias dan disengaja dari AS,” lapor kantor berita resmi Korea Utara, KCNA.

1. Korut anggap AS dan UE makin memperparah situasi di Timur Tengah

Dilansir Yonhap, Korea Utara tidak setuju dengan cara Washington memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza pekan lalu. AS menentang tindakan tersebut, karena rancangan itu dinilai gagal menyebutkan hak Israel untuk membela diri.

Pyongyang pun mengecam AS dan Uni Eropa (UE) atas pemungutan suara tersebut. Negara itu mengatakan bahwa Washington sama sekali telah menghilangkan peluang kecil untuk mencegah memburuknya situasi di Timur Tengah, sementara UE mendukung sikap tersebut dengan tidak adanya pemikiran dan prinsip yang independen.

2. Korsel sesalkan sikap Korut yang anti-AS

Sementara itu, Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan Korea Utara tampaknya cenderung mengembangkan sentimen anti-AS.

“Sangat disesalkan bahwa Korea Utara tidak mempertimbangkan penyebab langsung konflik Israel-Hamas dan hanya terobsesi dengan hasutan anti-AS,” Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian tersebut, dikutip Korea Times.

Awal bulan ini, Korea Utara mengecam Israel atas konflik di Gaza, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan konsekuensi dari tindakan kriminal Israel yang tiada henti terhadap rakyat Palestina.

Pyongyang juga membantah bahwa kelompok militan Hamas menggunakan senjata Korea Utara dalam serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober. Pihaknya menyebut tuduhan itu tidak berdasar dan menuding Washington membuat tuduhan palsu.

3. Israel kembali gempur Gaza usai bantuan kemanusiaan dikirimkan

Dilansir Associated Press, pesawat-pesawat tempur Israel kembali menyerang Gaza pada Senin pagi, termasuk di daerah-daerah di mana warga sipil Palestina diperintahkan untuk mencari perlindungan. 

Pada Sabtu (21/10/2023), pengiriman bantuan kemanusiaan pertama diizinkan masuk ke Gaza setelah wilayah itu diblokade hampir dua minggu lamanya. Namun, Israel masih belum mengizinkan bahan bakar apapun masuk ke Gaza. Rumah sakit mengatakan mereka membutuhkan bahan bakar generator untuk tetap mengoperasikan peralatan medis dan inkubator untuk bayi prematur.

Israel juga diperkirakan akan melancarkan serangan darat di Gaza. Tank dan tentara telah dikerahkan di perbatasan Gaza, dan Israel mengatakan pihaknya telah meningkatkan serangan udara untuk mengurangi risiko terhadap pasukan pada tahap selanjutnya.

Kekhawatiran akan meluasnya perang semakin meningkat ketika pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sasaran-sasaran di Tepi Barat, Suriah, dan Lebanon dalam beberapa hari terakhir. Mereka sering terlibat baku tembak dengan kelompok militan Hizbullah Lebanon, yang dipersenjatai dengan puluhan ribu roket.

Lebih dari 1.400 orang di Israel tewas, sebagian besar merupakan warga sipil yang terbunuh dalam serangan awal Hamas, dan sedikitnya 222 orang disandera. Dua sandera AS kemudian dibebaskan pada Jumat 920/10/2023).

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 4.600 orang tewas di wilayah mereka akibat serangan balasan Israel. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us