Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Latihan Blokade China Mengepung Taiwan dari Segala Arah

ilustrasi kapal perang
ilustrasi kapal perang (pexels.com/Raziella R)
Intinya sih...
  • China mengadakan latihan militer tembakan langsung yang mengitari Taiwan, mencakup simulasi pemblokiran pelabuhan utama dan penyerangan sasaran di laut.
  • Beijing menyampaikan peringatan keras kepada pihak terkait, menegaskan latihan ini ditujukan sebagai peringatan tegas bagi kelompok separatis pendukung kemerdekaan Taiwan dan pihak luar yang ikut campur.
  • Taiwan mengecam manuver China, mengerahkan pasukan untuk menjalankan latihan kesiapan tempur sebagai respons, sementara PLA menegaskan pencegahan intervensi asing melalui latihan tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – China mengadakan latihan militer tembakan langsung yang mengitari Taiwan pada Senin (29/12/2025) pagi. Operasi tersebut mencakup simulasi pemblokiran pelabuhan utama, penyerangan sasaran di laut, serta skenario menangkal campur tangan pihak asing.

Latihan mendadak bertajuk Justice Mission 2025 itu melibatkan angkatan laut, angkatan udara, pasukan roket, dan penjaga pantai Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sayap militer Partai Komunis China. Manuver ini dijadwalkan berlangsung hingga Selasa dengan fokus pada pengepungan pulau dan penguncian pelabuhan strategis.

Komando Teater Timur PLA mengerahkan kapal perusak, fregat, pesawat tempur, pembom, drone, hingga misil jarak jauh yang diposisikan sangat dekat dengan Taiwan. Penempatan tersebut diarahkan untuk melatih koordinasi laut dan udara serta akurasi serangan ke sasaran maritim, termasuk kapal selam.

1. Beijing menyampaikan peringatan keras kepada pihak terkait

Bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
Bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)

Juru bicara Komando Teater Timur PLA, Kolonel Shi Yi, menegaskan latihan ini ditujukan sebagai peringatan tegas bagi kelompok separatis pendukung kemerdekaan Taiwan dan pihak luar yang ikut campur. Penekanan itu disampaikan bersamaan dengan dimulainya rangkaian manuver.

“Segala rencana jahat untuk menghalangi penyatuan kembali China pasti akan gagal,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dikutip dari The Guardian.

Kementerian Pertahanan China juga menyampaikan pesan agar negara-negara terkait, yang secara tersirat merujuk pada Amerika Serikat (AS), menghentikan anggapan dapat memanfaatkan Taiwan untuk menekan China. Pernyataan ini menegaskan sikap Beijing terhadap keterlibatan pihak luar.

Dilansir dari Al Jazeera, gelombang latihan dipicu kemarahan Beijing atas paket penjualan senjata AS ke Taiwan senilai 11,1 miliar dolar AS (setara Rp186,1 triliun), nilai terbesar yang pernah disetujui. Pernyataan Presiden Taiwan Lai Ching-te tentang target kesiapan tempur tingkat tinggi pada 2027 serta sikap Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai kemungkinan keterlibatan militer Jepang turut memperkeras respons, sementara peneliti Akademi Ilmu Militer PLA Fu Zhengnan menilai langkah PLA sebagai respons wajar, sah, dan terpaksa atas kerja sama militer AS–Taiwan.

2. Taiwan mengecam manuver dan menggelar latihan balasan

ilustrasi bendera Taiwan
ilustrasi bendera Taiwan

Taiwan langsung mengkritik langkah Beijing yang dinilai memperburuk ketegangan dan mengancam stabilitas kawasan. Sebagai respons, otoritas setempat mengerahkan pasukan untuk menjalankan latihan kesiapan tempur.

“Membela demokrasi dan kebebasan bukanlah provokasi, dan keberadaan Republik China bukan alasan bagi agresor untuk mengganggu status quo,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Kantor Kepresidenan Taiwan turut mendesak China agar segera menghentikan tindakan yang dinilai sebagai provokasi tak bertanggung jawab. Seruan ini disampaikan di tengah meningkatnya aktivitas militer di sekitar pulau.

Cakupan wilayah latihan kali ini disebut jauh lebih luas dibandingkan manuver sebelumnya, dengan beberapa zona peringatan tumpang tindih hingga 12 mil laut dari pantai Taiwan. Dampaknya, lebih dari 100 ribu penumpang penerbangan internasional dan domestik harus dialihkan rutenya, sementara otoritas pelabuhan menyatakan kapal niaga tetap beroperasi normal dengan imbauan menjauhi zona latihan China.

3. PLA menegaskan pencegahan intervensi asing

ilustrasi kapal perang (pexels.com/Karina Badura)
ilustrasi kapal perang (pexels.com/Karina Badura)

Latihan terbaru ini menjadi yang keenam kalinya PLA menggelar manuver skala besar mengelilingi Taiwan sejak 2022. Untuk pertama kalinya, PLA secara terbuka menyatakan latihan tersebut mencakup upaya mencegah intervensi asing melalui penguatan kemampuan penolakan akses dan penyangkalan daerah.

“Itu adalah sinyal bahwa PLA sedang membangun kemampuan anti-access/area denial mereka, dan menyatakannya secara terbuka,” kata William Yang, analis senior Asia Timur Laut International Crisis Group.

Beijing tetap memandang Taiwan sebagai provinsi yang tak terpisahkan dan, menurut penilaian intelijen AS beberapa tahun lalu, menyiapkan kemampuan serbuan pada 2027. Di sisi lain, China masih menyerukan penyatuan kembali secara damai, sementara mayoritas masyarakat dan parlemen Taiwan menolak pemerintahan Partai Komunis China serta terus memperkuat pertahanan mandiri, dengan Presiden Lai Ching-te menekankan perlunya meningkatkan biaya agresi agar China tak siap melancarkan serangan pada 2027.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Rayakan Tahun Baru, Pemprov DKI Jakarta Gelar Acara Sederhana untuk Donasi

30 Des 2025, 17:20 WIBNews