Lebih dari 900 Tentara Israel Tuntut Penghentian Perang di Gaza

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 900 tentara cadangan aktif dan pensiunan Angkatan Udara Israel menandatangani surat terbuka yang menuntut penghentian perang di Jalur Gaza. Surat tersebut dipublikasikan sebagai iklan di berbagai media berita Israel pada Kamis (10/4/2025).
Para penandatangan berpendapat bahwa perang Gaza saat ini hanya melayani kepentingan politik dan pribadi, bukan kepentingan keamanan nasional Israel. Mereka menilai tekanan militer justru membahayakan nyawa para sandera dan tentara Israel.
"Perang ini tidak mencapai tujuan yang diharapkan dan justru membahayakan nyawa para sandera, tentara, dan warga sipil. Hanya kesepakatan damai yang bisa menyelamatkan para sandera, bukan serangan militer," bunyi surat tersebut, dilansir dari Middle East Eye.
1. Tuntut pemerintah untuk fokus bebaskan sandera
Mereka mengajak seluruh warga Israel untuk ikut bertindak untuk mengakhiri perang di Gaza. Prioritas utama seharusnya menyelamatkan para sandera yang masih ditahan di Gaza.
Mantan Panglima Militer Israel, Dan Halutz, termasuk di antara para penandatangan surat ini. Berdasarkan laporan media Israel, mayoritas penandatangan adalah sukarelawan. Sekitar 10 persen di antaranya adalah personel cadangan aktif, sementara sisanya adalah mantan anggota atau pensiunan.
"Nyawa para sandera terancam setiap harinya. Kami meminta perang dihentikan dan semua sandera dikembalikan sekarang juga. Setiap keraguan adalah hal yang memalukan," ungkap surat tersebut.
Surat tersebut diklaim tidak bermaksud mengajak para tentara untuk menolak bertugas, melainkan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah. Namun beberapa personel aktif menerima ancaman akan dipecat jika tidak menarik tanda tangan mereka.
2. Netanyahu perintahkan pemecatan tentara yang tanda tangani surat
Melansir Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam para penandatangan surat tersebut. Mereka dituduh sebagai ekstremis yang berusaha memecah masyarakat Israel dari dalam dan bertujuan menggulingkan pemerintahan.
Komandan Angkatan Udara Israel, Tomer Bar, berusaha menghentikan penerbitan surat tersebut. Ia telah mengadakan pertemuan dengan para pencetusnya, termasuk beberapa mantan komandan Angkatan Udara.
"Penolakan tetap penolakan meski disampaikan dengan bahasa halus. Pernyataan yang melemahkan tentara dan memperkuat musuh di masa perang tak bisa dimaafkan," kata Netanyahu, dilansir Arab News.
Netanyahu mendukung pemecatan personel aktif yang menandatangani surat protes. Menteri Pertahanan, Israel Katz, juga menyatakan bahwa surat tersebut merusak legitimasi perang di Gaza dan mendesak pimpinan angkatan udara untuk menangani masalah ini, dilansir Anadolu Agency.
3. Protes juga datang dari Angkatan Laut Israel
Hampir 150 perwira dari Angkatan Laut Israel juga menandatangani petisi serupa yang menyerukan pemerintah Netanyahu menghentikan perang di Gaza. Mereka juga ingin pemerintah fokus pada upaya pembebasan sandera.
"Surat ini bukan ajakan untuk menolak tugas. Ini adalah seruan jelas kepada pemerintah, yaitu kembalikan para sandera, meskipun harus menghentikan perang," kata salah satu pilot yang memimpin protes.
Israel memperkirakan 59 sandera masih ditahan di Gaza, dengan setidaknya 22 di antaranya masih hidup. Para sandera ini seharusnya dibebaskan dalam fase kedua kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun, upaya perdamaian terhenti karena Israel memutuskan melanjutkan serangan ke Gaza sejak Maret lalu.