Israel Serang Pemukiman Sipil di Gaza, Tewaskan 35 Orang

Jakarta, IDN Times - Setidaknya 35 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel yang menghantam blok pemukiman di lingkungan Shujaiya, Kota Gaza pada Rabu (9/4/2025). Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah.
Tim pertahanan sipil dan warga setempat masih terus menggali puing-puing untuk menemukan penduduk yang terjebak di bawah reruntuhan. Militer Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan seorang petinggi Hamas, namun tidak menyebutkan identitasnya.
1. Korban sulit dievakuasi dan dirawat
Serangan udara Israel menghancurkan bangunan pemukiman empat lantai di kawasan Shujaiya yang dihuni banyak pengungsi. Bangunan tersebut rata dengan tanah setelah dihantam beberapa rudal yang menewaskan masing-masing 8 perempuan dan anak-anak.
Ayub Salim, warga Shujaiya berusia 26 tahun, menceritakan kengerian saat serangan terjadi.
"Debu dan kehancuran besar memenuhi seluruh tempat. Kami tidak bisa melihat apa pun, hanya jeritan dan kepanikan orang-orang. Bahkan sekarang, tim darurat masih mengangkut jenazah dan korban luka. Ini benar-benar pembantaian mengerikan," kata Salim, dilansir France 24.
Mahmoud Basal, juru bicara pertahanan sipil, mengaku kesulitan menjangkau puluhan orang yang terjebak karena kurangnya peralatan. Rumah Sakit Arab Al-Ahli Kota Gaza juga melaporkan kekurangan obat-obatan dan persediaan darah untuk merawat korban.
2. Israel klaim serangannya presisi dan tepat sasaran
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengatakan operasi mereka di Jalur Gaza telah mengeliminasi militan dan menghancurkan senjata di Shujaiya.
Melansir BBC, pihak militer Israel mengklaim telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi korban sipil, seperti menggunakan senjata presisi. Mereka juga menuduh Hamas sengaja menggunakan penduduk sipil sebagai tameng manusia.
Hamas membantah tuduhan tersebut dan mengecam serangan Israel.
"Tentara pendudukan Zionis telah melakukan pembantaian berdarah dengan membombardir area pemukiman padat yang dipenuhi warga sipil dan pengungsi. Pembantaian yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami merupakan noda pada wajah komunitas internasional," demikian pernyataan Hamas.
3. Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk
Israel melanjutkan serangan udara di Gaza sejak 18 Maret 2025 setelah gencatan senjata berakhir. Lebih dari 1.400 orang tewas sejak Israel melanjutkan operasi militernya.
Melansir Al Jazeera, selain 35 korban di Shujaiya, 10 orang lainnya dilaporkan tewas dalam serangan di berbagai wilayah Gaza pada hari yang sama. Serangan juga terjadi di tengah krisis kelaparan akibat blokade Israel terhadap pasokan bantuan ke Gaza. Total korban jiwa di Gaza sejak awal perang Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 50.800 orang.
Sejak akhir Maret, Israel memerintahkan warga Gaza menjauhi tepi wilayah untuk menciptakan zona penyangga baru. Beberapa pihak khawatir Israel sedang berupaya untuk menguasai wilayah tersebut secara permanen.