Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Libya Memanas usai Serangan Pemberontak Chad di Perbatasan

ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)
ilustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

Jakarta, IDN Times - Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar, melancarkan serangan terhadap markas pemberontak Chad di gurun selatan perbatasan pada Jumat (25/8/2023). Libya yang didera konflik, memicu para pemimpin yang bersaing menjalin aliansi termasuk dengan pemberontak negara tetangga Chad dan Sudan.

Menurut laporan, LNA membombardir posisi pemberontak Chad. Kepala pers LNA Khalifa al-Obeidi, mengatakan salah satu targetnya di Umm al-Araneb di distrik Murzuq. Di tempat itu, lebih dari 2 ribu perumahan sedang dibangun tapi dirampas pemberontak.

1. Putra Haftar mengawasi langsung operasi serangan

ilustrasi kendaraan militer (Pexels.com/Attila Szente)
ilustrasi kendaraan militer (Pexels.com/Attila Szente)

Secara umum, Libya terbagi menjadi dua yakni Libya Barat dan Libya Timur yang saling bersaing. Konflik terjadi sejak Muammar Gaddafi digulingkan lebih dari satu dekade lalu.

Dilansir Barrons, Libya Timur dengan LNA-nya, melancarkan serangan terhadap markas besar pemberontak Chad di bagian selatan negara tersebut. Mereka membombardir target dan melanjutkan dengan serangan udara.

Saddam Haftar, putra Khalifa Haftar, mengepalai pasukan darat LNA. Dia dikabarkan berada di perbatasan Chad untuk mengawasi operasi tersebut dan membersihkan wilayah itu dari kelompok bersenjata.

2. LNA tak izinkan kelompok pemberontak gunakan wilayah Libya

Konflik di Libya membuat faksi yang bersaing mencari sekutu, termasuk pemberontak di Chad dan Sudan. Juru bicara Haftar, Ahmad al-Mesmari, bersumpah bahwa LNA tidak akan mengizinkan faksi bersenjata menggunakan wilayah Libya untuk melancarkan serangan terhadap negara-negara tetangga.

Dilansir Al Jazeera, LNA tidak memberi rincian faksi bersenjata Chad mana yang jadi sasaran. Sejumlah kelompok pemberontak telah beroperasi di pegunungan Tibesti yang melintasi perbatasan dua negara.

Pekan ini, Presiden Chad Mahamat Idriss Deby mengatakan telah memerangi kelompok pemberontak FACT (Chadian Front for Change and Concord). Kelompok itu bermarkas di Libya.

FACT sendiri pernah bersekutu devgan LNA yang terlibat dalam perang saudara Libya. Akan tetapi, kedua kelompok itu berada di pihak berlawanan dalam perang dua tahun lalu ketika ayah Idriss Deby terbunuh.

3. Operasi mengamankan perbatasan

ilustrasi (Pixabay.com/1681551)
ilustrasi (Pixabay.com/1681551)

Unit pers LNA mengatakan telah mengusir anggota pemberontakh Chad dan keluarga mereka dari daerah pemukiman yang mereka gunakan. Wilayah itu berada di kota gurun sekitar 300 kilometer perbatasan dengan Chad, lapor Reuters.

Tujuan operasi yang dilakukan LNA, disebut untuk mengamankan perbatasan mereka dengan negara tetangga.

Libya yang kini terpecah, hanya memiliki sedikit keamanan internal sejak Gaddafi dilengserkan pada 2011 dengan dukungan NATO. Libya Barat dipimpin Abdelhamid Dbeibah yang didukung PBB, Turki, Qatar dan Italia. Libya Timur dipimpin Khalifa Haftar yang membantu Gaddafi, kini didukung Mesir, Prancis, Uni Emirat Arab (UEA), dan Rusia.

Perbatasan gurun selatan Libya sendiri telah menjadi jalur transit, baik bagi pemberontak atau jaringan perdagangan manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us