Lithuania: China Sangat Mungkin Intervensi Pemilu Kami

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Keamanan Lithuania Darius Jauniskis, pada Kamis (7/3/2024), mengungkapkan bahwa China berpeluang mengintervensi jalannya pilpres di negaranya. Pihaknya menyebut Beijing punya kepentingan di Lithuania dan terus melancarkan disinformasi sebelum penyelenggaran pilpres.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Lithuania-China terus menegang di tengah peningkatan relasi Lithuania dengan Taiwan. Bahkan, kedua negara sempat bersitegang di tengah pembukaan Kantor Perwakilan Taiwan di Vilnius pada 2022.
1. Terdapat perubahan fokus informasi yang ingin didapat Beijing

Dalam laporan tahunannya, Jauniskis menyebut aktivitas intelijen China akan berfokus pada urusan dalam negeri Lithuania, terutama menjelang penyelenggaraan pilpres.
"China terus mengintensifikasi aktivitas intelijen di Lithuania. Intelijen China umumnya menggunakan media sosial untuk membangun dan melanjutkan kontak dengan target potensial, serta melakukan spionase siber terhadap pemerintah Lithuania," terangnya, dikutip The Baltic News.
Ia mengindikasikan adanya perubahan fokus informasi di Lithuania yang hendak diambil oleh Badan Intelijen China. Dalam jangka pendek, mereka akan berfokus memperoleh informasi terkait pilpres di Lithuania.
"Sebelumnya, China hanya berfokus pada informasi lima wilayah utamanya, yakni Taiwan, Hong Kong, Tibet, Xinjiang, dan Falun Gong, serta peran Lithuania dalam NATO dan Uni Eropa (UE). Kini mereka memprioritaskan urusan dalam negeri Lithuania, perpecahan politik, dan kebijakan luar negeri," sambungnya.
2. China gunakan media sosial untuk mendekati target

Jauniskis menambahkan, intelijen China menggunakan media sosial, termasuk LinkedIn untuk mengidentifikasi seseorang sesuai dengan kepentingannya. Orang yang dipantau umumnya dipilih karena punya akses pada informasi sensitif.
"Individu pilihan tersebut kemungkinan punya akses langsung dengan informasi sensitif atau jaringan kontak luas, termasuk dengan pejabat, politikus, jurnalis, pebisnis, ilmuwan yang dapat digunakan sebagai perantara operasi intelijen," ungkapnya.
Ia menyebut petugas intelijen China biasanya menyamar sebagai perwakilan dari sejumlah perusahaan atau organisasi tertentu ketika berusaha mendekati targetnya.
"Mereka umumnya menawarkan insentif untuk informasi tertentu. Para target diajak untuk pergi ke China dan mereka akan menerima insentif pembayaran atas jasanya dan mendapatkan tugas intelijen baru," tambahnya.
3. China kembali terbitkan visa bagi warga Lithuania

Pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Lithuania Paulinas Levickyte mengumumkan bahwa Kantor Kedutaan Besar China di Vilnius kembali bersedia menerbitkan visa bagi warga Lithuania.
Dilansir LRT, Menlu Gabrielius Landsbergis mengungkapkan tidak tahu alasan di balik keputusan China untuk menangguhkan penerbitan visa. Namun, ia menduga aksi ini dilatarbelakangi upaya pembalasan China soal hubungan Lithuania-Taiwan.
Pada tahun lalu, Landsbergis sudah berdialog dengan China terkait dengan normalisasi hubungan kedua negara di tengah percekcokan soal Taiwan.
Pada akhir Januari, Kantor Perwakilan China sempat menangguhkan penerbitan visa bagi warga Lithuania hingga waktu yang tidak ditentukan. Pada November 2021, Beijing juga melakukan aksi yang sama di tengah ketegangan antara kedua negara.