Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Sebut AS Punya Persepsi yang Salah terhadap Beijing

bendera China (unsplash.com/Yan Ke)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri China Wang Yi, pada Kamis (7/3/2024), mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) memiliki persepsi yang salah terhadap Beijing dan belum memenuhi janji-janjinya.

Berbicara pada sela-sela pertemuan parlemen tahunan di Beijing, Wang mengatakan bahwa hubungan antara kedua negara hanya dapat berlanjut jika kedua pihak menghormati dan mengakui perbedaan mereka.

“Harus ditunjukkan bahwa persepsi keliru AS terhadap China terus berlanjut, dan janji-janji yang dibuat AS belum benar-benar dipenuhi. Metode untuk menekan China terus diperbarui, dan daftar sanksi sepihak terus diperluas,” kata Wang di Kongres Rakyat Nasional, dikutip Reuters.

Menurutnya, kejahatan yang ingin ditambahkan oleh AS telah mencapai tingkat yang sulit dipercaya.

1. Hubungan AS-China masih belum membaik usai pertemuan pemimpin kedua negara

Ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut mulai sedikit mereda sejak Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu dalam pertemuan puncak di San Francisco pada November lalu, namun kedua negara tetap berada dalam situasi yang tidak nyaman menjelang pemilu AS tahun ini.

Washington telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengakhiri ketegangan setelah hubungan keduanya memburuk tahun lalu karena sejumlah isu, termasuk Taiwan, persaingan teknologi, perdagangan, dan dugaan balon mata-mata China.

Wang mengatakan, Biden telah menegaskan bahwa AS tidak akan mengupayakan Perang Dingin baru, berupaya mengubah sistem China atau mendukung kemerdekaan Taiwan.

2. AS dituding halangi kebijakan pengembangan dan industri teknologi tinggi China

China menuding AS berusaha membendung dan menekan kebijakan pengembangan dan industri teknologi tinggi.

“Jadi kami mendesak AS untuk memahami tren sejarah perkembangan, melihat perkembangan China secara obyektif dan rasional (dan) secara aktif dan pragmatis melakukan interaksi dengan China," kata Wang.

Selain itu, Beijing juga menghadapi konfrontasi geopolitik yang sedang berlangsung di berbagai bidang, termasuk dengan Eropa dalam perdagangan dan perang Ukraina, Jepang dalam berbagai masalah, dan Filipina mengenai Laut Cina Selatan, yang merupakan pusat persaingan klaim teritorial regional.

3. China semakin dekat dengan Rusia

Dalam konferensi pers tersebut, Wang juga mengatakan bahwa China bersedia meningkatkan hubungan dengan Rusia untuk mendorong kerja sama baru dan mengkonsolidasikan persahabatan.

China dan Rusia telah mendeklarasikan kemitraan tanpa batas pada Februari 2022, ketika Putin mengunjungi Beijing beberapa hari sebelum ia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.

Pada Selasa (5/3/2024), kepala badan antariksa Rusia Yuri Borisov mengatakan bahwa Moskow dan Beijing sedang mempertimbangkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan pada 2033-2035.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us