Masjid di Afghanistan Diguncang Ledakan Bom, Sedikitnya 14 Tewas
Khost, IDN Times - Sebuah bom kembali mengguncang Afghanistan. Kali ini, di sebuah mesjid yang ada di kota Khost, Afghanistan yang digunakan sebagai pusat pendaftaran pemilih diledakkan oleh kelompok tidak bertanggung jawab dan telah menewaskan sedikitnya 14 orang dalam kejadian ini. Bagaimana awal ceritanya?
1. Para korban sebelumnya sempat berkumpul untuk berdoa dan mendaftar sebagai pemilih
Dilansir dari Aljazeera.com, sebuah bom kembali menyerang tempat ibadah di Afghanistan, tepatnya di kota Khost, Afghanistan. Pada saat itu, semua orang berkumpul di masjid tersebut untuk berdoa dan mendaftarkan diri sebagai pemilih pada Pemilu mendatang.
Sebanyak 14 orang tewas serta 37 orang mengalami luka-luka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Serangan terhadap pusat pendaftaran pemilih, para pejabat pemilu serta pekerja pemilu jelas sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah untuk mencoba menggagalkan pemilu yang akan digelar. Sampai saat ini, belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.
2. Masalah keamanan menjadi tantangan besar
Menjelang pemilu yang kabarnya akan digelar pada bulan Oktober 2018 ini, masalah keamanan menjadi tantangan besar bagi pemerintah Afghanistan demi melindungi para rakyatnya terhindar dari peristiwa pengeboman seperti ini. Sampai saat ini saja, sudah terdaftar 1 juta orang sebagai pemilih dalam pemilu kali ini. Namun, jumlah tersebut ternyata jauh dari target yang sebelumnya menargetkan 15 juta pemilih.
3. Pada bulan lalu, telah terjadi serangan serupa
Pada bulan April 2018 lalu, sebuah serangan bom bunuh diri juga terjadi di sebuah tempat pusat pendaftaran pemilih yang telah menewaskan sebanyak 57 orang. Serangan itu sendiri diklaim oleh ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Tentu, dengan adanya kejadian seperti ini bukan tak mungkin jumlah pendaftar pemilih dalam Pemilu Afghanistan kali ini akan semakin berkurang dari target karena adanya berbagai serangan seperti ini. Pada saat itu, kelompok Taliban telah mengingatkan warga sebelumnya agar tidak ikut ambil dalam Pemilu kali ini yang dianggap sebagai ujian kredibilitas bagi Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.