Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengintip Kehidupan Vientiane, Ibu Kota Laos yang Lengang

Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Intinya sih...
  • Vientiane, Laos, berbeda dengan ibu kota ASEAN lainnya
  • Patuxay menjadi landmark dan pusat keramaian di Vientiane
  • Pasar malam di pinggir Sungai Mekong menawarkan barang imitasi dan makanan murah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Vientiane, IDN Times - Vientiane, Laos, tak sama dengan ibu kota lainnya di kawasan Asia Tenggara. Kehidupan di Vientiane terlihat lebih santai dan tak sesibuk ibu kota lainnya di Asia Tenggara seperti Jakarta, Bangkok, Kuala Lumpur, Hanoi, dan lainnya.

IDN Times berkesempatan mengunjungi Laos beberapa waktu lalu demi menghadiri ASEAN Media Forum 2024. Impresi yang dirasakan ketika itu, Laos begitu tenang di siang hari.

Tak terlalu banyak kendaraan lalu lalang di jalan-jalan utama. Bahkan, kemacetan sama sekali tak terlihat. Kendaraan berhenti juga hanya karena lampu lalu lintas menyala merah.

1. Patuxay jadi daya tarik di Vientiane

Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)

Patuxay, yang menjadi landmark Laos, tepat berada di Vientiane. Monumen ini mirip dengan Arc de Triomphe de I'Etoile di Paris, Prancis. Makna pendirian Patuxay juga mirip, sebagai simbol kemenangan. Bedanya, Patuxay didirikan sebagai simbol kemenangan atas penjajahan Prancis dan merdeka pada 1949.

Sentra keramaian terpusat di sini. Banyak wisatawan mancanegara yang mendatangi Patuxay, baik siang, sore, bahkan malam hari. Mereka berburu foto di Patuxay yang eksotik. Bahkan, warga lokal juga sering berkumpul di sini.

Jelang atau malam harinya, pertunjukkan air mancur digelar di depan Patuxay. Hal itu menambah daya tarik, karena air mancur juga dihiasi dengan permainan lampu yang atraktif. Saat mendatanginya, kamu juga bisa menikmati jajanan khas di Vientiane.

2. Pasar malam jadi sentra keramaian

Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)

Berjarak sekitar 15 sampai 30 menit dengan berjalan kaki, kamu bisa mengunjungi pasar malam di Vientiane. Lokasinya tepat di sebelah Sungai Mekong yang menjadi perbatasan Thailand.

Suasana pasar malamnya tak berbeda dengan yang ada di Indonesia. Barang-barang yang diperjual-belikan juga mirip, banyak imitasi alias KW. Lagu-lagu dengan dentuman keras, berbahasa Laos, begitu akrab terdengar.

Pasar malam di Vientiane, menjadi pusat dari keramaian selain Patuxay. Jika kamu merasa Vientiane di siang hari sepi, maka harus keluar malam untuk merasakan atmosfer sebenarnya.

Nah, pasar malam di pinggir Sungai Mekong hanya menyediakan barang-barang imitasi. Kalau mau kulineran, kamu harus bergeser ke pasar malam di blok lain, tenang ada di Google Maps kok.

Harga makanan yang dijual tak mahal, malahan lebih murah ketimbang di Indonesia. Tapi, buat kamu yang muslim, harus berhati-hati karena banyak makanan non-halal yang dijual di sini.

3. Ketemu candi besar di tengah jalan

Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)
Suasana sekitar Viantiane, Laos, yang tenang (IDN Times/Satria Permana)

Arsitektur di Vientiane juga unik. Banyak bangunan klasik yang masih berdiri, bentuknya asli dan terlihat menarik buat disambangi.

Selain itu, banyak kuil Budha di setiap sudut jalan Vientiane. IDN Times bahkan sempat menemukan candi besar di tengah jalan, yang menjadi cagar budaya di Vientiane.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us