Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Retno: OKI Berdiri untuk Bebaskan Bangsa Palestina

Menlu RI Retno Marsudi dalam kegiatan sela di PBB seputar Rohingnya (Dok. IDN Times/Billy PTRI New York)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengecam serangan Israel ke Rumah Sakit Baptis Al Ahly di Jalur Gaza yang menewaskan setidaknya 500 orang.

Dari Beijing ke Jeddah, Retno menghadiri pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membahas situasi konflik Palestina dan Israel.

“Indonesia telah sampaikan kecaman keras atas serangan Israel terhadap fasilitas sipil termasuk rumah sakit. Kecaman tersebut juga saya sampaikan dalam pertemuan menlu OKI di Jeddah,” kata Retno dalam keterangannya, Kamis (19/10/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menyampaikan kecaman terhadap agresi Israel atas warga sipil di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina.

“Permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional, dan harus diabaikan,” ucap Retno lagi.

1. OKI dibentuk untuk bebaskan bangsa Palestina

Pertemuan OKI di Jeddah (dok. KJRI Jeddah)

Retno kembali mengingatkan dalam pertemuan OKI tersebut, bahwa organisasi itu dibentuk untuk membebaskan bangsa Palestina.

“Sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak dan kita harus bertindak bersama-sama,” tegas Retno.

Ia menekankan, Indonesia tidak ingin melihat situasi Gaza sekarang ini digunakan oleh Israel dan negara-negara lain untuk menghilangkan isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina.

2. DK PBB tidak bisa menjalankan fungsinya

Ilustrasi rapat Dewan Keamanan PBB (twitter.com/louis charbonneau)

Retno menuturkan bahwa OKI kini harus bertindak untuk menekan PBB agar segera mengadakan sesi rapat darurat. Pasalnya, Dewan Keamanan PBB dianggap tidak mampu menjalankan fungsinya.

“OKI harus mengerahkan segala upaya untuk mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin,” tutur Retno.

3. Sebanyak 10 WNI di Gaza belum bisa dievakuasi

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Sementara itu, Retno mengungkapkan bahwa 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Gaza kini belum bisa dievakuasi karena situasi belum kondusif.

“Upaya Indonesia untuk evakuasi WNI dari wilayah konflik tersebut sampai sekarang belum berhasil karena situasi yang sulit,” ucap Retno.

Tetapi, Retno menegaskan upaya evakuasi WNI dari Gaza, dilakukan setiap hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us