Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu RI: Dukungan G7 ke Israel Perburuk Situasi

WhatsApp Image 2025-06-18 at 15.24.55.jpeg
Menteri Luar Negeri Sugiono lakukan pertemuan pendahuluan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (Dok. MFA Russia)
Intinya sih...
  • Sugiono menyatakan sikap Indonesia yang konsisten dalam mewujudkan perdamaian. Tindakan Israel dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.
  • Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menyerang Teheran karena merasa keamanan negaranya terganggu akibat pergerakan Iran yang mengembangkan senjata nuklir.
  • G7 menyatakan dukungan penuh terhadap keamanan Israel dan menekankan pentingnya penghentian serangan oleh Iran. Mereka juga mendorong percepatan gencatan senjata di Gaza
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, merespons sikap negara G7 yang membela Israel dalam serangan ke Iran. Bagi Sugiono, sikap G7 itu hanya memperburuk situasi.

"Kami sama sekali tidak mengharapkan situasi ini, justru akan memperburuk situasi. Kami tidak tahu kalau sudah begini nanti berhentinya di mana. Begitu ada perang yang dimulai, kita tidak tahu kapan dan bagaimana berhentinya," kata Sugiono di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).

Menurut Sugiono, serangan Israel ke Iran menimbulkan korban masyarakat sipil. Terlebih, Israel yang menginisiasi serangan ke Teheran, Iran.

1. Indonesia konsisten kutuk serangan Israel

Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pertemuan ke-29 ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting pada Minggu (25/5/2025) di Kuala Lumpur, Malaysia (Dok.Kemlu)
Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pertemuan ke-29 ASEAN Political-Security Community (APSC) Council Meeting pada Minggu (25/5/2025) di Kuala Lumpur, Malaysia (Dok.Kemlu)

Soal sikap Indonesia, Sugiono menyebut pemerintah konsisten berkontribusi mewujudkan perdamaian. Dalam pernyataan awalnya, Sugiono mengatakan, tindakan Israel merupakan bentuk pelanggaran hukum.

"Indonesia tegas mengutuk serangan Israel terhadap Iran! Tindakan ini juga melemahkan dasar-dasar hukum internasional," ujar Sugiono.

Menteri dari Partai Gerindra itu menegaskan serangan Israel ke Iran berisiko memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas. Sugiono mendesak semua pihak menahan diri agar tidak memperburuk situasi.

"Semua pihak harus menahan diri secara maksimal dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan atau ketidakstabilan," katanya.

2. Israel serang Iran karena terus mengembangkan senjata nuklir

Bendera Israel (pexels.com/David Rado)
Bendera Israel (pexels.com/David Rado)

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, mengaku alasannya menyerang Teheran akibat pergerakan Iran yang terus mengembangkan nuklirnya dengan memperkaya. Menurut Netanyahu, hal itu bisa berbahaya buat keamanan Israel.

"Bila hal ini tidak dihentikan, maka Iran dapat memproduksi sebuah senjata nuklir dalam waktu dekat. Mungkin saja hal itu bisa terjadi dalam waktu satu tahun, bisa jadi beberapa bulan atau kurang dari satu tahun. Ini jelas merupakan bahaya yang nyata bagi keberlangsungan Israel," ujar Netanyahu.

Serangan ke Teheran, ditegaskan Netanyahu, akan berlangsung sesuai waktu yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman tersebut. Bahkan, Netanyahu ikut mengucapkan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Donald J Trump, karena berani mengonfrontasi Iran secara langsung soal program nuklirnya. Seorang petinggi militer Israel mengatakan kepada BBC, Iran memiliki materi nuklir yang cukup untuk menciptakan bom dalam waktu beberapa hari.

3. G7 dukung Israel dan kecam Iran

G7 menegaskan kembali, Israel mempunyai hak untuk membela diri. Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap keamanan negara tersebut sebagai respons terhadap serangan Iran.

Teheran diidentifikasi sebagai sumber utama instabilitas regional dan teror. Karenanya, G7 menekan pentingnya penghentian serangan oleh Iran dan kelompok-kelompok proksinya. Para pemimpin negara-negara G7 kompak menyatakan, Iran tidak akan pernah boleh memiliki senjata nuklir seiring semakin meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

"Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional," kata para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat, dalam sebuah pernyataan.

G7 menggarisbawahi perlunya upaya meredam ketegangan, dan menyatakan kesiapan mengambil tindakan lanjutan jika eskalasi terus berlanjut. Mereka juga mendorong percepatan gencatan senjata di Gaza, menghentikan penahanan sandera oleh Hamas, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Palestina.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us