Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Tuvalu Pidato di Tengah Laut Pakai Jas dengan Celana Digulung

Menteri Kehakiman, Komunikasi & Luar Negeri Tuvalu Simon Kofe menyampaikan pidato untuk COP26 sambil berdiri di laut di Funafuti, Tuvalu, 5 November 2021. (ANTARA/Courtesy Tuvalu's Ministry of Justice, Communication and Foreign Affairs via Reuters/as)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Tuvalu, Simon Kofe, menyampaikan pidato untuk konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP26 sambil berdiri di laut dengan ketinggian air selutut. Kofe ingin menunjukkan betapa krisis iklim mengancam wilayah Pasifik.

Foto-foto Kofe beredar di media sosial, yang memperlihatkan dia berdiri dengan jas dan celana digulung di depan podium, dilansir dari ANTARA.

1. Menunjukkan betapa krisis iklim mengancam Tuvalu

Ilustrasi Pemanasan Global. (IDN Times/Aditya Pratama)

Aksi itu dilakukan untuk memperlihatkan perjuangan Tuvalu, sebagai negara pulau yang terletak di dataran rendah dan tengah menghadapi naiknya permukaan laut.

"Aksi itu menyandingkan COP26 dengan situasi kehidupan nyata yang dihadapi di Tuvalu, karena dampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut. Tuvalu juga menyoroti keputusan yang tegas untuk mengatasi masalah mobilitas manusia yang sangat mendesak di bawah perubahan iklim” ujar Kofe dalam pesan videonya untuk COP26.

2. COP26 menjadi momentum untuk perbaikan iklim

Presiden Jokowi bertemu PM Slovenia Janez Jansa. (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Video itu direkam oleh stasiun penyiaran publik TVBC di ujung Fongafale, pulau utama di ibu kota Funafuti, kata seorang pejabat pemerintah Tuvalu.

Video akan ditampilkan pada pertemuan tingkat tinggi COP26 pada Selasa (9/11/2021), ketika para pemimpin regional mendorong tindakan yang lebih agresif untuk membatasi dampak perubahan iklim.

3. Negara besar ingin capai emisi nol karbon pada 2050

Ilustrasi Pemanasan Global. (IDN Times/Aditya Pratama)

Negara-negara penghasil emisi besar telah berjanji untuk mengintensifkan pengurangan karbon dan gas metana. Dalam beberapa dekade mendatang, mereka juga menargetkan emisi nol karbon pada 2050. 

Namun, para pemimpin negara-negara Kepulauan Pasifik menuntut tindakan segera dan menekankan bahwa kelangsungan hidup negara-negara dataran rendah sedang dipertaruhkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us