Mudik, Pria Malaysia Jalan Kaki 120 Km Agar Tak Sebarkan Virus Corona

Kuala Lumpur, IDN Times - Seorang warga Malaysia memilih berjalan kaki sepanjang 120 kilometer dari Kota Kinabalu ke kampung halamannya di Kota Marudu agar tidak menularkan virus corona kepada yang lain. Alixson Mangundok, 34 tahun, baru kembali dari Jepang, tempatnya bekerja, pada 25 Maret lalu dan merasa khawatir dia sebenarnya membawa virus.
Oleh karena itu, ia memilih tak menggunakan sarana transportasi publik dan menolak dijemput oleh anggota keluarganya. Mangundok pun menempuh jarak sejauh itu dengan ditemani oleh anjing yang tiba-tiba mengikutinya di perjalanan. Kisah laki-laki tersebut akhirnya mendapatkan banyak perhatian dari warganet Malaysia.
1. Ia sudah diperiksa di Bandara Kota Kinabalu

"Setelah sampai di Bandara Internasional Kota Kinabalu, saya diperiksa dan meski petugas kesehatan mengatakan saya baik-baik saja dan tak memperlihatkan gejala apa pun dari virus tersebut, saya masih diminta untuk pergi ke Rumah Sakit Queen Elizabeth untuk pemeriksaan lebih menyeluruh," kata Mangundok, seperti dikutip The Straits Times.
Ia menuruti instruksi tersebut dan menyerahkan sampelnya ke pihak rumah sakit. Dokter yang menanganinya menyebut dia bisa melakukan karantina mandiri di rumah selama dua minggu. Mangundok juga diberitahu bahwa ia tak perlu menjalani karantina di fasilitas milik pemerintah saat menanti hasil tesnya.
2. Semua koper dititipkan kepada anggota keluarga

"Namun kemudian, saya diberitahu agar menjalani karantina mandiri di rumah. Jadi, demi menghindari risiko kepada siapa pun, saya memutuskan untuk berjalan kaki sampai Kota Marudu sebab saya terbiasa berjalan kaki berkilo-kilometer selama berhari-hari dulu saat saya masih berburu dan bertani," tambahnya.
Untuk memudahkan perjalanan, Mangundok menitipkan dua koper berukuran besar yang dibawanya dari Jepang kepada keluarganya. Ia hanya membawa satu tas punggung untuk berjaga-jaga jika dia harus dikarantina di fasilitas yang disediakan negara selama dua minggu. Sebagai bekal perjalanan, ia membeli makan siang dan dua botol air minum di rumah sakit.
3. Sesampainya di kampung halaman, ia langsung mengisolasi diri di sebuah pondok kecil

Sepanjang perjalanan, ia berhenti di sejumlah zona peristirahatan. Orang-orang tak percaya Mangundok akan berjalan kaki sampai rumahnya. "Di setiap jalan, polisi dan petugas keamanan lainnya yang bertugas bertanya saya mau ke mana dan saat saya katakan saya mau ke Kota Marudu, mereka tak percaya tapi saya yakinkan bahwa saya tak bergurau," tutur Mangundok.
Menariknya, seekor anjing jalanan tiba-tiba mengikutinya. Ia menamai anjing itu Hachiko seperti anjing legendaris yang loyal di Jepang. "Saya pikir dia akan meninggalkan saya saat separuh jalan, tapi ternyata dia menemani saya sampai tiba di tujuan. Itu mengapa saya putuskan mengadopsi Hachiko," kata dia.
Begitu sampai di kampung halamannya, Mangundok tidak langsung menemui orangtuanya, melainkan mengisolasi diri. "Saya tak berjumpa dengan orangtua saya ketika sampai di Kota Marudu tapi langsung menuju pondok kecil di sawah sebab in lebih aman bagi semua orang," ujar Mangundok.
Pada Selasa (7/4), hasil tes pertamanya keluar dan ia dinyatakan negatif COVID-19. Namun, Mangundok masih harus menjalani tes kedua di rumah sakit setempat. "Saya tak mau beristirahat dan bertemu keluarga saya sampai rumah sakit mengonfirmasi bahwa saya bebas dari virus itu. Untuk sekarang, Hachiko dan saya menghabiskan waktu bersama di pondok," tegasnya.