Mulai Akur Lagi, Menlu Kanada Berkunjung ke China

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri (Menlu) Kanada, Melanie Joly, mengunjungi Beijing hingga Sabtu (20/7/2024). Kunjungan ini merupakan undangan dari Menlu China, Wang Yi, dan menjadi yang pertama dalam tujuh tahun terakhir.
Wang menuturkan, China dan Kanada harus menggalakkan normalisasi hubungan. Ia juga menginginkan kedua negara kembali ke jalur yang tepat untuk menjalin kemitraan strategis.
"Hubungan China-Kanada telah mengalami kesulitan dan pasang surut selama bertahun-tahun, yang merupakan sesuatu yang tidak diinginkan China," kata Wang kepada Joly pada Jumat malam, dilansir Reuters.
1. Hubungan China-Kanada sempat renggang

Hubungan China dan Kanada sempat memburuk pada 2018 setelah Kepala Keuangan Huawei Meng Wanzhou ditangkap di Kanada. Sebagai balasan, Beijing kemudian menangkap dua warga Kanada di China.
Ketiganya kemudian dibebaskan, tetapi tuduhan Ottawa tentang campur tangan China di Kanada membuat hubungan tetap tegang.
Terakhir kali pemimpin China dan Kanada bertemu adalah saat KTT G20 di Indonesia pada 2022. Saat itu, Presiden Xi Jinping mengkritik Perdana Menteri Justin Trudeau atas dugaan kebocoran pertemuan tertutup.
“Tidak ada konflik kepentingan mendasar antara China dan Kanada,” kata Wang kepada Joly.
Ia menambahkan bahwa menjaga dan mengembangkan hubungan bilateral merupakan kepentingan kedua negara dan masyarakat.
2. Menantikan kerja sama yang produktif

Joly mengaku menantikan hubungan kerja sama yang baik dengan China. Keduanya membahas cara-cara konkret untuk berkolaborasi.
"Seiring dunia menghadapi isu-isu global yang semakin kompleks dan saling terkait, Kanada berkomitmen untuk terlibat secara pragmatis dengan berbagai negara guna memajukan kepentingan nasional dan menjunjung tinggi nilai-nilai kami," kata Joly dilansir CBC.
Ia juga memastikan bahwa jalur komunikasi akan tetap terbuka dan menggunakan diplomasi untuk menyelesaikan hal-hal yang jauh lebih menguntungkan kedua pihak.
"Saya menantikan pertemuan yang produktif," tambahnya.
3. Politik dalam negeri tak boleh diintervensi

Wang mengatakan, masalah yang berkaitan dengan Taiwan, Tibet, Xinjiang dan Hong Kong berkaitan dengan politik dalam negeri China dan Kanada tidak boleh ikut campur.
Kementerian tersebut mengutip pernyataannya bahwa Kanada akan mematuhi kebijakan satu China. Keduanya juga bersedia secara aktif mengembangkan hubungan bilateral serta meningkatkan kerja sama di berbagai bidang seperti perdagangan dan ekonomi, pariwisata, perubahan iklim, dan pengendalian narkoba.
Sementara itu, Kanada juga sempat mengklaim adanya campur tangan politik oleh China.
Tahun lalu, Ottawa mulai menyelidiki operasi rahasia polisi China di wilayah perbatasannya. Sementara, Beijing berulang kali membantah pihaknya mencampuri urusan Kanada.
Pada April, badan mata-mata Kanada menyimpulkan bahwa China telah mencampuri pemilu 2019 dan 2021. Insiden itu mendorong Trudeau untuk membentuk komisi khusus untuk menyelidiki campur tangan asing.