Musim Dingin Segera Tiba, WHO: Kelaparan dan Krisis di Gaza kian Parah

- WHO serukan Israel buka akses yang lebih luas terhadap bantuan ke Gaza.
- Israel-AS tolak peran UNRWA dalam pengiriman bantuan di Gaza.
- Israel terus melancarkan serangan di tengah gencatan senjata.
Jakarta, IDN Times - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengingatkan bahwa warga Palestina yang terlantar di Jalur Gaza sangat membutuhkan tempat berlindung dan perlengkapan karena musim dingin hanya tinggal beberapa minggu lagi.
Seruan ini datang akibat tindakan Israel yang menolak memberikan akses penuh kepada organisasi yang berupaya memberikan bantuan kepada warga Palestina di wilayah kantong tersebut. Israel juga melarang UNRWA berpartisipasi dalam upaya bantuan apa pun.
"Bahan-bahan bangunan dan perlengkapan musim dingin untuk keluarga-keluarga pengungsi tertahan di gudang -gudang UNRWA di Yordania dan Mesir, dan tidak bisa diakses," demikian pernyataan UNRWA dalam unggahannya di X, dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (25/10/2025).
1. WHO serukan Israel buka akses yang lebih luas terhadap bantuan ke Gaza

Terkait kondisi dan situasi Gaza saat ini, direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, telah memperingatkan bahwa wilayah kantong tersebut sedang mengalami bencana kesehatan yang akan berlangsung selama generasi mendatang. Ia mengatakan peningkatan bantuan besar-besaran diperlukan, guna menangani kebutuhan kompleks penduduk Gaza.
Tedros mengungkapkan bahwa Gaza telah mengalami kelaparan, cedera yang sangat parah, sistem perawatan kesehatan yang kolaps, dan wabah penyakit yang dipicu oleh rusaknya infrastruktur air dan sanitasi.
"Akses terhadap bantuan kemanusiaan juga terbatas. Kombinasi ini sangat fatal, sehingga menjadikan situasi ini bencana dan tak tergambarkan. Jika kelaparan ini digabungkan dengan masalah kesehatan mental yang kita lihat merajalela, maka situasinya merupakan krisis bagi generasi mendatang," ujarnya kepada program Today di BBC Radio 4.
Israel telah mengizinkan lebih banyak pasokan medis dan bantuan lainnya untuk masuk ke Gaza sejak gencatan senjata dengan Hamas mulai berlaku baru-baru ini, setelah di mediasi oleh Amerika Serikat (AS). Namun, Tedros menganggap tingkat pasokan tersebut masih berada di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk membangun kembali sistem perawatan kesehatan wilayah tersebut.
Pekan lalu, Israel sempat menghentikan sementara pengiriman bantuan karena mereka mengklaim bahwa 2 tentara Israel tewas dalam serangan Hamas di Gaza. Terkait insiden itu, Hamas mengatakan tidak mengetahui adanya bentrokan tersebut. Akibatnya, militer Israel menanggapi dengan serangkaian serangan udara di wilayah tersebut. Pengiriman bantuan dilanjutkan keesokan harinya setelah adanya tekanan internasional.
2. Israel-AS tolak peran UNRWA dalam pengiriman bantuan di Gaza

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan UNRWA tidak akan memainkan peran apapun dalam pengiriman bantuan di Gaza. Ia juga menolak kemungkinan Hamas terlibat dalam pemerintahan di Gaza di masa depan.
Dalam konferensi pers saat berkunjung ke Israel pada Jumat (24/10/2025), Rubio mengklaim UNRWA telah menjadi anak perusahaan Hamas.
Sementara itu, Israel telah melarang UNRWA beroperasi setelah menuduh beberapa stafnya mengambil bagian dalam serangan yang dipimpin oleh Hamas pada Oktober 2023. Namun, pihaknya tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut. Israel juga menutup perlintasan Rafah di dekat Mesir. Pihaknya menghalangi pengiriman bantuan dalam skala besar yang ditetapkan dalam penjanjian gencatan senjata.
3. Israel terus melancarkan serangan di tengah gencatan senjata

Meski telah menyepakati gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangan di Gaza. Seorang sumber di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa melaporkan, setidaknya 2 orang tewas dalam penembakan di timur Deir el-Balah, Gaza tengah, pada Jumat.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan 93 warga Palestina terbunuh di Gaza sejak gencatan senjata berlaku pada awal Oktober 2025. Sementara, 324 lainnya terluka sejak saat itu. Dalam 48 jam terakhir, 19 orang yang tewas dalam serangan Israel telah dibawa ke rumah sakit di Gaza, bersama dengan 7 orang lainnya yang terluka.
"Jumlah korban perang genosida Israel selama dua tahun telah meningkat menjadi 68.519 orang tewas dan 170.382 orang terluka sejak 7 Oktober 2023," kata kementerian tersebut.


















