Nandi-Ndaitwah, Perempuan Pertama yang Jadi Presiden Namibia

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum Namibia merilis hasil akhir pemilu yang memperlihatkan bahwa Netumbo Nandi-Ndaitwah meraih suara terbanyak. Hasil akhir resmi itu diumumkan pada Selasa (3/12/2024), di mana Nandi-Ndaitwah memperoleh 57 persen suara.
Meski begitu, partai oposisi memboikot pengumuman yang dilakukan di ibu kota Windhoek tersebut. Mereka menuduh adanya kecurangan pemilu, permasalahan logistik, dan perpanjangan tiga hari pemungutan suara di beberapa negara bagian.
Nandi-Ndaitwah diusung partai South West Africa People’s Organisation (SWAPO). Partai tersebut telah berkuasa selama 34 tahun sejak merdeka dari Aparthed Afrika Selatan pada 1990.
1. Perempuan yang teguh pendirian dan diplomat kawakan
Nandi-Ndaitwah sebelumnya adalah wakil presiden. Dia diumumkan menjadi pemenang pemilihan presiden yang memperpanjang kekuasaan partai SWAPO setelah berkuasa selama 34 tahun.
"Bangsa Namibia telah memilih perdamaian dan stabilitas," kata Nandi-Ndaitwah usai hasil akhir resmi diumumkan, dikutip dari The Guardian.
Prediksi sebelumnya memperkirakan bahwa Nandi-Ndaitwah akan dipaksa memasuki pemilu dua kali putaran. Tapi dengan hasil tersebut, dia dinyatakan menang dan mengungguli para pesaingnya.
Perempuan berusia 72 tahun itu dikenal sebagai orang yang teguh pendirian dan diplomat kawakan. Dia juga terhindar dari skandal korupsi yang telah menjerat beberapa anggota SWAPO lainnya.
2. Oposisi akan menggugat hasil pemilu
Pesaing utama Nandi-Ndaitwah adalah Panduleni Itula. Dia meraih 25,5 persen suara. Pada 2019, dia juga telah mengikuti kompetisi pemilu dan berhasil memperoleh 29 persen suara.
Dilansir dari Al Jazeera, Itula sebelumnya adalah dokter gigi yang berpraktik di Whitley Bay dekat Newcastle, Inggris. Dia kembali ke Namibia pada 2013 kemudian terjun ke dunia politik. Itula diusung oleh partai oposisi Independent Patriots for Change (IPC).
Kelompok oposisi menolak hasil pemilu terbaru akibat masalah teknis yang terjadi seperti kekurangan surat suara dan masalah lain. Perpanjangan pemungutan suara dilakukan karena masalah tersebut.
Oposisi menyebut perpanjangan itu ilegal dan berjanji akan menggugat hasil pemilu di pengadilan.
"Aturan hukum telah dilanggar secara serius dan kita tidak dapat menyebut pemilu ini dengan cara atau ukuran apa pun sebagai pemilu yang bebas, adil, dan sah," kata Itula.
3. Penampilan terburuk partai SWAPO

SWAPO merupakan partai yang bertanggung jawab terhadap pemerintahan Namibia sejak merdeka dari penjajahan. Negara itu merupakan bekas koloni Jerman dan merdeka dari Afrika Selatan pada 1990.
Dilansir Deutsche Welle, kemenangan Nandi-Ndaitwah akan menjadikan Namibia memiliki presiden perempuan pertama. Dia dianggap favorit sebelum pemungutan suara dan telah menduduki berbagai peran kepemimpinan sejak berjuang di politik.
Meski begitu, tingkat dukungan terhadap SWAPO, partai yang mengusungnya, terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ini khususnya karena Namibia menghadapi berbagai masalah seperti tingkat pengangguran yang tinggi, kesenjangan ekonomi yang mencolok serta masalah korupsi.
Hasil pemilu ini merupakan penampilan paling buruk partai SWAPO sejak kemerdekaan.