NATO Kirim Pesan ke Putin: Kami Tidak Gentar dengan Rusia!

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, memastikan bahwa aliansi militer tersebut tidak gentar dengan Rusia. Dia juga menegaskan dukungan NATO untuk Ukraina.
"Pesan (kepada Presiden Rusia Vladimir Putin) adalah bahwa kami akan terus maju, bahwa kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan bahwa ia tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya, bahwa Ukraina akan menang," katanya pada Senin (14/10/2024), dikutip dari Reuters.
1. Langkah NATO sebelum pemilu AS

Rutte berbicara di Clay Barracks, pangkalan Amerika Serikat (AS) yang menjadi markas besar misi baru yang dijuluki NATO Security Assistance and Training for Ukraine (NSATU), yang secara bertahap akan mengambil alih koordinasi bantuan militer Barat ke Kiev.
Langkah tersebut secara luas dipandang sebagai upaya untuk melindungi mekanisme bantuan terhadap kemungkinan kembalinya kritikus NATO, Donald Trump, ke Gedung Putih.
Trump, dari Partai Republik, akan melawan Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan umum AS pada 5 November.
Namun, para diplomat mengakui bahwa penyerahan koordinasi bantuan militer kepada NATO mungkin memiliki dampak terbatas, mengingat AS merupakan kekuatan dominan NATO dan menyediakan sebagian besar persenjataan untuk Ukraina.
2. NATO siap sambut pasukan Ukraina

Berbicara di salah satu dari 12 tenda hijau yang menjadi tempat NSATU dibangun, Rutte menyampaikan bahwa pasukan sekutu dari lebih dari selusin negara yang telah bekerja pada misi yang nantinya akan dipindahkan ke hanggar terdekat akan dilengkapi oleh pasukan Ukraina.
NSATU diperkirakan memiliki kekuatan total sekitar 700 personel, termasuk pasukan yang ditempatkan di markas militer NATO SHAPE di Belgia dan di pusat logistik di Polandia dan Rumania.
Pangkalan Wiesbaden juga merupakan rumah bagi unit AS yang bertanggung jawab atas rudal jarak jauh yang akan dikerahkan Washington ke Jerman untuk sementara waktu mulai tahun 2026, untuk melawan apa yang digambarkan kedua negara sebagai ancaman yang ditimbulkan oleh rudal Rusia yang ditempatkan di dekat Kaliningrad, sekitar 500 kilometer (311 mil) dari Berlin.
3. Tegaskan posisi NATO sebagai aliansi militer defensif

Dalam kunjungan pertamanya ke Jerman sebagai pemimpin NATO, Rutte menyambut baik langkah yang dikecam sebagai provokasi oleh Rusia dan memicu perdebatan sengit di Partai Sosial Demokrat Kanselir Olaf Scholz.
Rutte, yang menjabat sebagai perdana menteri Belanda dari tahun 2010 hingga 2024, mengatakan sangat penting bagi NATO untuk memiliki berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk mencegah ancaman Rusia.
"Kami adalah NATO. Kami adalah aliansi defensif, kami tidak ofensif. Kami tidak tertarik untuk merebut bagian mana pun dari negara lain di luar wilayah NATO," katanya.
"Sebagai aliansi demokratis ini, aliansi militer terkuat dalam sejarah dunia, yang melayani 1 miliar orang, kami siap menghadapi ancaman apa pun. Kami tidak akan pernah terintimidasi oleh musuh kami,” ujar dia, dilansir dari The Straits Times.