Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ogah Disanksi AS, China Tidak Akan Kirim Bantuan Militer-Uang ke Rusia

Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, IDN Times - China membantah klaim pejabat Amerika Serikat (AS) bahwa Rusia meminta bantuan militer dan keuangan kepada Beijing. China juga menuduh Washington telah menyebarkan ‘disinformasi jahat’ yang justru berisiko memperparah konflik.

"AS telah berulang kali menyebarkan disinformasi jahat terhadap China mengenai masalah Ukraina," kata Kedutaan Besar China di London pada Selasa (15/3/2022), dikutip dari Reuters.

1. China ingin memainkan peran sebagai juru damai

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Pada kesempatan yang sama, China menegaskan posisinya sebagai negara yang ingin memainkan peran konstruktif, guna mengakhiri perang yang meletus di Ukraina sejak 24 Februari 2022.

"China telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai. Prioritas utama sekarang adalah meredakan situasi, alih-alih menambahkan bahan bakar ke api, dan bekerja untuk penyelesaian diplomatik daripada semakin memperburuk situasi,” tambah kedutaan tersebut.

2. China tidak sepakat dengan pendekatan sanksi

Menlu China Wang Yi (Screenshot Zoom Kemlu)

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan bahwa negaranya sebisa mungkin menghindari dampak sanksi yang dijatuhkan AS kepada Rusia.

"China bukan pihak dalam krisis, juga tidak ingin China terpengaruh dengan sanksi. China memiliki hak untuk melindungi kepentingannya yang sah,” kata Wang dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, pada Senin (14/3/2022), dilansir Bloomberg.

Kemudian, Wang menuturkan bahwa Beijing kerap tidak setuju dengan pendekatan sanksi sepihak, seperti sanksi yang dijatuhkan AS dan negara-negara Barat atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Xinjiang.

Hingga saat ini, belum ada resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendesak komunitas internasional menjatuhkan sanksi kepada China atas dugaan pelanggaran HAM. Namun, sejumlah negara Barat sudah menjatuhkan sanksi secara unilateral.

"China selalu menentang penggunaan sanksi untuk menyelesaikan masalah, dan terlebih lagi menentang sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar hukum internasional, yang akan merusak aturan internasional dan membahayakan kehidupan rakyat semua negara," kata Wang.

3. China disebut akan lebih netral

Ilustrasi Gedung Putih (ANTARA FOTO)

Informasi soal pemberian bantuan disampaikan oleh beberapa pejabat Gedung Putih beberapa hari belakangan. Pejabat AS khawatir langkah Negeri Tirai Bambu akan menghambat upaya negara-negara Barat yang telah membantu pasukan Ukraina mempertahankan negaranya.

Sampai saat ini, Kremlin juga belum membuat pernyataan resmi.

Sementara itu, analis dari Rhodium Group meyakini bahwa China akan mendorong bank-bank besarnya untuk mematuhi sanksi AS. China juga disebut akan lebih berhati-hati terkait akivitas ekspor-impornya dengan Moskow.

“Masalah bagi Beijing adalah mempertahankan hubungan ekonomi dan keuangan dengan Rusia, tapi sulit untuk menyembunyikannya di bawah skema sanksi saat ini. Beijing jelas akan memilih jalan ketiga, yang tentunya bukan mendukung Rusia atau menolak (sanksi dari Barat),” tulis analis di lembaga tersebut.

"Masih belum jelas apakah China bersedia mendukung Rusia dengan kuat, mengingat manfaat materinya sangat terbatas. Beijing jelas akan lebih memilih untuk tetap netral sambil mendukung Rusia secara retoris, dan kemudian mengarahkan China ke posisi pembuat perdamaian dalam beberapa pengaturan multilateral jika situasinya tenang,” tambah Charles Dunst, penasihat di lembaga bisnis Grup Asia.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us