Pakistan Terima Rp20 Triliun dari IMF untuk Pemulihan Ekonomi
- IMF setuju berikan pinjaman Rp20 triliun untuk Pakistan
- Dana bertujuan memperkuat stabilitas ekonomi dan mendukung reformasi fiskal
- Pakistan komitmen lanjutkan reformasi ekonomi dan meningkatkan kepercayaan investor
Jakarta, IDN Times - Dana Moneter Internasional (IMF), pada Selasa (9/12/2025), menyetujui pencairan dana senilai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp20 triliun) bagi Pakistan. Keputusan ini memberikan suntikan finansial bagi negara tersebut yang tengah berjuang keluar dari krisis ekonomi terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Persetujuan itu datang setelah IMF menyelesaikan dua tinjauan terhadap program ekonomi Pakistan. Pihak IMF menyebut reformasi fiskal dan langkah peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim menjadi alasan utama pencairan dana tersebut.
1. Paket pinjaman bertujuan memperkuat stabilitas ekonomi di Pakistan
IMF dalam pernyataannya menyebut bahwa dewan eksekutif lembaga itu telah menuntaskan dua evaluasi terhadap program dukungan untuk Pakistan. Dari hasil evaluasi tersebut, disetujui pencairan sekitar 1 miliar dolar AS (Rp16,6 triliun) dari fasilitas utama pinjaman serta tambahan 200 juta dolar AS (Rp3,3 triliun) melalui program pendanaan iklim.
Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan antara IMF dan Pakistan dalam paket pinjaman yang bertujuan memperkuat stabilitas ekonomi negara berpenduduk lebih dari 240 juta orang itu. Dana tersebut akan mengalir untuk mendukung anggaran negara, menjaga nilai tukar, serta membantu Pakistan memenuhi target fiskal yang ditetapkan lembaga keuangan internasional tersebut.
“Dewan eksekutif IMF telah menyelesaikan dua tinjauan untuk Pakistan di bawah fasilitas pendanaan yang diperluas, memungkinkan pencairan sekitar 1,2 miliar dolar AS (Rp20 triliun),” ujar IMF dalam pernyataannya, dilansir Associated Press.
2. Reformasi fiskal dan kebijakan iklim Pakistan yang diapresiasi
IMF memuji langkah-langkah yang telah diambil pemerintah Pakistan dalam memperketat fiskal, memperluas basis pajak, dan mengendalikan pengeluaran publik. Lembaga tersebut juga menyoroti keseriusan Pakistan dalam meluncurkan kebijakan transformasi menuju ekonomi hijau, yang menjadi komponen penting dalam paket reformasi terbaru.
IMF mencatat bahwa kemajuan pada bidang ketahanan terhadap perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan utama pemberian pinjaman tambahan sebesar 200 juta dolar AS (Rp3,3 triliun). Program ini diharapkan memperkuat sistem energi berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya air di tengah ancaman banjir dan kekeringan ekstrem.
“Reformasi fiskal dan langkah-langkah kebijakan moneter yang hati-hati telah membantu menstabilkan ekonomi dan menurunkan inflasi,” kata Julie Kozack, Direktur Komunikasi IMF, dilansir ABC News.
3. Pakistan berkomitmen lanjutkan reformasi ekonomi
Pemerintah Pakistan menyambut baik keputusan IMF tersebut dan menegaskan komitmen untuk menjaga keberlanjutan reformasi ekonomi. Menteri Keuangan Pakistan, Muhammad Aurangzeb, menyatakan bahwa kerja sama dengan IMF menunjukkan kepercayaan lembaga internasional terhadap arah kebijakan ekonomi negaranya.
“Kami berterima kasih kepada IMF atas dukungan berkelanjutan mereka. Pakistan akan terus memperkuat kebijakan fiskal yang disiplin dan memperluas inisiatif pembangunan berkelanjutan,” ujar Aurangzeb, dilansir Dawn.
Pencairan dana baru ini diperkirakan akan meningkatkan cadangan devisa Pakistan yang sempat menipis pada awal tahun. Selain itu, langkah IMF diyakini akan meningkatkan kepercayaan investor asing yang sempat menahan diri karena ketidakpastian ekonomi di negara Asia Selatan tersebut.
Menurut laporan Bank Dunia, Pakistan masih menghadapi tantangan signifikan, termasuk tingginya utang luar negeri dan risiko inflasi. Namun, dukungan IMF diharapkan mampu meningkatkan stabilitas jangka menengah dan membantu negara tersebut mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berketahanan iklim.















