Pangkalan Militer Chad Diserang Boko Haram, 40 Tentara Tewas

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Chad, pada Senin (28/10/2024), mengatakan serangan militan terhadap pangkalan militer menyebabkan sekitar 40 tentara tewas. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab, tapi warga menuduh Boko Haram sebagai pelaku.
Serangan itu terjadi di pulau Barkaram, wilayah Danau Chad, dekat dengan perbatasan Nigeria dan Niger. Wilayah sekitar danau itu merupakan tempat militan beroperasi.
1. Presiden perintahkan serangan balasan

Warga lokal mengatakan, anggota Boko Haram menyerang garnisun yang menampung lebih dari 200 tentara pada Minggu jam 10 malam waktu setempat.
"Anggota Boko Haram menguasai garnisun, menyita senjata, membakar kendaraan yang dilengkapi senjata berat, dan pergi," kata warga setempat, dikutip dari VOA News.
Tindakan para militan ini merupakan pukulan bagi Presiden Mahamat Idriss Deby Itno, yang merupakan seorang prajurit elit terlatih. Ayahnya, mantan Presiden Idriss Deby Itno, tewas tiga tahun lalu dalam pertempuran dengan pemberontak di dekat perbatasan Libya.
Deby telah mengunjungi lokasi serangan pada Senin pagi untuk menilai situasi di lapangan, memberikan penghormatan kepada prajurit gugur, menunjukkan belasungkawa kepada yang terluka, dan mengangkat moral saudara-saudara seperjuangannya. Dia telah memerintahkan misi balasan untuk melacak para pelaku.
2. Kelompok militan bersembunyi di Danau Chad

Hamparan air dan rawa yang luas, pulau-pulau kecil yang tak terhitung jumlahnya di Danau Chad dijadikan sebagai tempat persembunyian bagi kelompok-kelompok jihad, seperti Boko Haram dan cabangnya, Negara Islam di Afrika Barat. Mereka secara berkala melancarkan serangan terhadap tentara dan warga sipil.
Boko Haram telah melancarkan pemberontakan di Nigeria pada 2009, yang menewaskan lebih dari 40 ribu orang dan membuat 2 juta lainnya mengungsi. Operasi militan itu telah menyebar ke negara-negara tetangga.
Serangan militan terbaru ini adalah yang terburuk sejak Maret 2020, ketika sekitar 100 tentara tewas dalam serangan di semenanjung Bohoma di Danau Chad. Serangan tersebut mendorong presiden saat itu Idriss Deby Itno melancarkan operasi melawan militan.
Pada Juni, Kantor Internasional untuk Migrasi mencatat, lebih dari 220 ribu orang mengungsi akibat serangan kelompok bersenjata di provinsi dan tersebut.
3. Chad dan tetangganya berupaya melawan militan
Danau Chad berbatasan dengan Kamerun, Chad, Niger, dan Nigeria, semuanya merupakan bagian dari Satuan Tugas Gabungan Multinasional yang berupaya membasmi kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut, dilansir dari BBC.
Namun, kelompok militan sering berkumpul kembali ketika pasukan mundur. Pendanaan serta perencanaan yang baik dibutuhkan untuk melawan kelompok tersebut, menurut International Crisis Group.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi beberapa kudeta di kawasan tersebut, di Niger, Mali, dan Burkina Faso. Militer di masing-masing negara merebut kekuasaan dengan alasan ketidakmampuan pemerintah sipil menghadapi ancaman militan.
Analis Paul Melly menyampaikan, Chad dikelilingi oleh begitu banyak krisis regional. Negara itu menonjol sebagai pulau dengan kemitraan terus stabil dengan Barat, dan sekarang memperdalam kemitraan dengan Rusia, yang tidak disukai Prancis dan Amerika Serikat.
Chad dilaporkan menjadi jalur utama dalam pengiriman senjata ke Sudan, yang telah dibantah. Negara itu juga menampung sejumlah besar pengungsi dari perang saudara Sudan di kamp-kamp dekat perbatasan timurnya.