Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Desak Israel-Hamas Wujudkan Gencatan Senjata Penuh di Gaza

bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, pada Senin (27/11/2023), mendorong gencatan senjata kemanusiaan penuh antara Israel dan Hamas. Ia mengatakan, bencana kemanusiaan di Jalur Gaza semakin buruk dari hari ke hari.

Adapun gencatan senjata empat hari, yang telah berlangsung sejak Jumat (24/11/2023), akan berakhir pada Senin malam.

“Dialog yang menghasilkan perjanjian harus dilanjutkan, sehingga menghasilkan gencatan senjata kemanusiaan penuh, demi kepentingan rakyat Gaza, Israel dan wilayah yang lebih luas,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa akan terus mendukung upaya ini dengan segala cara," tambahnya.

1. Mesir dan Qatar dilaporkan hampir mencapai kesepakatan untuk perpanjangan gencatan senjata

Dilansir Reuters, pejabat senior Mesir pada Senin mengatakan, Mesir dan Qatar hampir mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari.

Kepala Layanan Informasi Negara Mesir (SIS) Diaa Rashwan mengatakan, perpanjangan tersebut akan mencakup pembebasan 20 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza. Sebagai imbalannya, 60 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel akan dibebaskan.

Meskipun terdapat seruan luas untuk memperpanjang gencatan senjata atau menjadikannya permanen, Israel telah berjanji untuk melanjutkan serangan mereka setelah jeda tersebut berakhir. Mereka hanya membuka kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata jika pertukaran sandera terus berlanjut.

"Kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan bahwa Gaza tidak kembali seperti semula. Dan tentu saja pembebasan semua sandera kami," kata Perdana Menteri Israel Netanyahu pada akhir pekan.

2. Bantuan yang dikirimkan masih belum memenuhi kebutuhan 1,7 juta pengungsi

Lebih lanjut, Dujarric mengatakan bahwa PBB telah meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama empat hari terakhir selama jeda pertempuran, termasuk ke beberapa wilayah di utara Gaza yang sebagian besar telah terputus akses bantuan selama berminggu-minggu.

“Tetapi bantuan ini tidak memenuhi kebutuhan besar 1,7 juta pengungsi. Bencana kemanusiaan di Gaza semakin buruk dari hari ke hari,” katanya.

Dia juga menambahkan, Gutteres kembali menyerukan agar para sandera yang ditahan oleh Hamas segera dibebaskan tanpa syarat.

Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Sejak saat itu, konflik ini telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan, menurut otoritas kesehatan di Gaza. Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.

3. Warga Gaza berdoa untuk perpanjangan gencatan senjata

Warga Palestina di Gaza pada Senin berdoa agar gencatan senjata diperpanjang. Beberapa dari mereka mengunjungi rumah-rumah yang hancur akibat pemboman Israel, sementara yang lain mengantre untuk mendapatkan bantuan yang dikirimkan oleh badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

“Terlalu banyak orang yang kehilangan nyawa, terlalu banyak orang yang kehilangan rumah, jadi kami menyambut gencatan senjata ini. Kami berharap gencatan senjata ini diperpanjang,” kata Thomas White, direktur urusan UNRWA, kepada Reuters.

Menurut kantor berita Palestina WAFA, warga Palestina memberikan sambutan gembira kepada para tahanan yang dibebaskan di Ramallah.

Omar Abdullah Al Hajj, yang dibebaskan pada Minggu (26/11/2023), mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apa yang terjadi di dunia luar.

“Kami berjumlah 11 orang yang berdesakan dalam satu ruangan yang biasanya ada enam orang. Makanan tidak pernah cukup dan saya tidak pernah diberitahu berapa lama saya akan tinggal,” kata remaja 17 tahun itu.

“Saya tidak percaya saya bebas sekarang tetapi kegembiraan saya belum lengkap karena masih ada saudara-saudara kami yang masih dipenjara," tambah dia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us