PBB Kecam Serangan Terhadap Pasukan Perdamaian di Lebanon

Jakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, mengutuk ledakan yang menargetkan patroli Kelompok Pengamat Lebanon (OGL) yang melukai tiga pengamat militer PBB dari UNIFIL dan seorang asisten bahasa. Insiden itu terjadi pada Sabtu (30/3/2024).
Kecaman Guterres menekankan perlunya menjamin keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian setiap saat.
“Situasi di sepanjang Garis Biru antara Lebanon dan Israel sejak 8 Oktober tahun lalu, dengan baku tembak setiap hari antara kelompok bersenjata non-negara yang berbasis di Lebanon dan Pasukan Pertahanan Israel, terus menjadi keprihatinan yang serius,” katanya, dilansir Anadolu.
1. Desakan untuk menahan diri

Guterres mengungkapkan keprihatinan besar atas meningkatnya kekerasan di sepanjang Jalur Biru dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dari pelanggaran lebih lanjut.
“UNIFIL menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kekerasan di Jalur Biru saat ini,” ungkapnya dalam sebuah laporan.
Sementara itu, tentara Israel membantah bahwa mereka menargetkan kendaraan UNIFIL di wilayah Rmeish di Lebanon selatan.
2. Ketegangan terus berlanjut di kedua pihak

Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah. Konflik ini menjadi bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.
Ketegangan perbatasan terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32.700 orang menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Hizbullah berulang kali menyatakan akan menghentikan serangan terhadap Israel jika gencatan senjata di Gaza tercapai. Sementara dari pihak Israel menyebut, pihaknya akan terus melanjutkan serangan bahkan setelah gencatan senjata telah tercapai di Gaza.
3. Serangan masih terjadi

Pada Minggu malam, kelompok Lebanon itu mengatakan mereka menembakkan peluru artileri ke lokasi tentara Israel di Metulla yang menyebabkan korban jiwa di antara pasukan Israel.
Menurut Al Jazeera, serangan itu, yang merupakan serangan kedelapan Hizbullah terhadap posisi tentara Israel, terjadi pada pukul 23.10 waktu setempat.
Sebelumnya, Hizbullah mengonfirmasi kematian Ismail al-Zin, yang diklaim Israel sebagai komandan unit rudal antitank kelompok tersebut. Dia terbunuh pada Minggu setelah Angkatan Udara Israel menyerang sebuah mobil di desa Kounine, Lebanon selatan, kata tentara Israel.