Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB: Separuh dari Total Lahan Pertanian di Gaza Alami Kerusakan

ilustrasi lahan pertanian.(pexels.com/ Tom Fisk)

Jakarta, IDN Times - Laporan citra satelit dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, lebih dari separuh dari total lahan pertanian di Gaza telah berkurang akibat perang antara kelompok Hamas dan Israel yang meletus sejak 7 Oktober tahun lalu.

Data tersebut juga menjelaskan terjadinya peningkatan kerusakan kebun, tanaman pangan dan sayur-sayuran di daerah kantong tersebut. Sementara, kelaparan telah tersebar luas di seluruh Jalur Gaza setelah Israel melakukan serangan yang telah berlangsung delapan bulan di wilayah tersebut.

Pada Rabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa banyak orang akan menghadapi kelaparan yang sangat parah di Jalur Gaza.

1. Kepadatan dan kesehatan lahan mengalami penurunan signifikan

Data dari citra satelit yang diambil antara Mei 2017 dan 2024 oleh Pusat Satelit PBB (UNOSAT) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengungkapkan, 57 persen lahan permanen di Gaza dan lahan subur yang penting untuk ketahanan pangan telah mengalami penurunan kepadatan yang siginifikan. Selain itu, kesehatan lahan juga mengalami penurunan.

“Pada Mei 2024, kesehatan dan kepadatan tanaman di Jalur Gaza menunjukkan penurunan yang nyata dibandingkan rata-rata tujuh musim sebelumnya,” kata UNOSAT pada Kamis (13/6/2024).

“Kemunduran ini disebabkan oleh aktivitas yang berhubungan dengan konflik, termasuk penghancuran, pergerakan kendaraan berat, pengeboman, dan penembakan. Penurunan ini, menandai peningkatan kerusakan lahan," katanya, dikutip Voa News.

2. Kerusakan rumah kaca di Jalur Gaza juga signifikan

Selain ladang tanaman, rumah kaca di seluruh Jalur Gaza juga mengalami kerusakan yang siginfikan. UNOSAT juga memperkirakan bahwa Jalur Gaza memiliki lahan pertanian seluas 151 kilometer persegi, yang merupakan 41 persen wilayah kantong tersebut.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa ada lebih dari 8 ribu anak yang berusia di bawah lima tahun di Gaza telah dirawat karena kekurangan gizi akut, dilansir dari Dawn. 

Dilansir Arab News, serangan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 37 orang di Palestina. Selain itu, Israel juga telah menyebabkan kehancuran massal dan memutus jalur bantuan.

Sementara, korban tewas di pihak Israel sejak serangan kilat Hamas pada 7 Oktober mencapai sekitar 1.200 orang. Menurut penghitungan Israel, Hamas juga menyandera lebih dari 250 orang.

3. Kekurangan air bersih di Gaza utara

Selain korban tewas dan kerusakan lahan, Israel juga mengakibatkan krisis kemanusiaan dengan kurangnya makanan, bahan bakar dan obat-obatan serta air.

“Anak-anak dan keluarga mereka harus menggunakan air dari sumber yang tidak aman dan mengandung banyak garam atau polusi,” kata Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB UNICEF, Catherine Russell.

Shenbary, salah satu keluarga di Gaza mengatakan bahwa keluarganya harus berjalan kaki selama 90 menit dengan membawa jerigen untuk mendapatkan air di titik distribusi darurat di antara gundukan puing-puing kamp pengungsi perkotaan Jabalia di Gaza utara.

“Sekarang Jabalia semuanya telah dibuldoser, semua sumur juga dibuldoser. Tidak ada satu pun sumur air yang tersisa,” kata ayah keluarga tersebut, Ahmed Al Shenbary.

“Air adalah tragedi besar di Jabalia,” katanya, dikutip Trt World.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us