PBB Terkejut Banyak Korban Sipil Tewas dalam Serangan di Nuseirat

Jakarta, IDN Times - Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) pada Selasa (11/6/2024) khawatir dengan tingginya jumlah korban warga sipil dalam penyelamatan empat sandera yang dilakukan Israel di Gaza.
"Kami sangat terkejut dengan dampak terhadap warga sipil akibat operasi pasukan Israel di Nuseirat pada akhir pekan untuk membebaskan empat sandera," kata juru bicara OHCHR Jeremy Laurence kepada wartawan di Jenewa, dikutip CNA.
Ia menambahkan, PBB sangat prihatin bahwa Hamas terus menahan banyak sandera, yang kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh Israel dan kelompok Palestina itu kemungkinan termasuk kejahatan perang.
1. Sekitar 274 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat
Pada Sabtu (8/6/2024), pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah untuk menyelamatkan empat sandera Israel. Almog Meir Jan, Noa Argamani, Andrey Kozlov dan Shlomi Ziv diculik dari festival musik Nova di Israel selatan pada 7 Oktober.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 274 warga Palestina tewas dan 698 lainnya terluka dalam operasi tersebut.
“Ratusan warga Palestina, banyak di antaranya warga sipil, dilaporkan tewas dan terluka. Cara serangan tersebut dilakukan, di daerah padat penduduk, menimbulkan pertanyaan serius apakah prinsip pembedaan, proporsionalitas dan kehati-hatian, sebagaimana diatur dalam hukum perang, dihormati oleh pasukan Israel," kata Laurence.
Ketika ditanya mengenai penyanderaan di Gaza, Laurence mengungkapkan bahwa tindakan itu juga dilarang berdasarkan hukum internasional.
“Lebih jauh lagi, dengan menyandera di daerah padat penduduk, kelompok bersenjata menempatkan nyawa warga sipil Palestina, serta para sandera itu sendiri, pada risiko tambahan akibat permusuhan,” tegasnya.
2. Israel salahkan Hamas atas tingginya korban jiwa warga sipil
Misi Israel untuk PBB di Jenewa menuduh Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk memfitnah Israel.
“Korban akibat perang terhadap warga sipil ini adalah produk dari strategi Hamas yang disengaja untuk memaksimalkan kerugian sipil,” ujarnya, dikutip Reuters.
Konflik di Gaza pecah pada 7 Oktober, ketika pejuang Hamas melancarkan serangan di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.194 orang, berdasarkan angka resmi dari Tel Aviv. Kelompok Palestina itu juga menyandera 251 sandera, dengan lebih dari 100 di antaranya dibebaskan selama gencatan senjata pada November.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, pemboman dan serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 37.164 warga Palestina. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
3. Hamas usulkan poin tambahan untuk proposal gencatan senjata
Hamas pada Selasa telah menanggapi proposal gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat (AS), dan mengupayakan beberapa amandemen pada kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat Hamas, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa tanggapan tersebut mencakup gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, dan pembebasan tahanan Palestina di Israel.
"Kami menegaskan kembali sikap kami sebelumnya. Saya yakin tidak ada kesenjangan besar. Sekarang bola ada di tangan Israel," kata pejabat itu kepada Reuters.
AS telah mengatakan bahwa Israel menerima proposal tersebut, namun Tel Aviv belum menyatakannya secara terbuka. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa Israel tidak akan berkomitmen untuk mengakhiri perang di Gaza sebelum Hamas dilenyapkan.