PBB Tetapkan Rusia Bersalah atas Jatuhnya Pesawat MH17

Jakarta, IDN Times - International Civil Aviation Organization (ICAO), pada Senin (12/5/2025), menetapkan Rusia bersalah atas jatuhnya pesawat milik maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 di Ukraina pada 2014 silam.
"Federasi Rusia telah gagal dalam tugasnya untuk mengikuti hukum udara internasional pada 2014. Rusia telah menjatuhkan pesawat maskapai Malaysia Airlines dengan penerbangan MH17," tuturnya, dikutip dari The Guardian.
Organisasi di bawah PBB tersebut mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dalam sejarah untuk membuat putusan atas dasar kebaikan negara-negara anggota yang berseteru imbas insiden MH17.
1. Australia dan Belanda sambut baik putusan ICAO
Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Penny Wong, menyambut baik putusan dari ICAO dan mendesak organisasi itu untuk menentukan penanganan masalah ini.
"Kami menyerukan kepada Rusia untuk bertanggung jawab atas aksi kekerasan dan memberikan ganti rugi atas tindakan buruknya sesuai yang dipersyaratkan oleh hukum internasional," tuturnya.
Di sisi lain, Menlu Belanda, Caspar Veldkamp menyatakan bahwa putusan ini adalah satu langkah menuju pengungkapan kebenaran dan mencapai kedailan atas insiden MH17 yang mengerikan.
"Putusan ini penting untuk mengungkap kebenaran dan mencapai keadilan kepada seluruh korban penerbangan MH17 dan memberikan penutup bagi seluruh keluarga korban serta orang tersayang yang tewas. Putusan ini juga memberikan sinyal kepada negara anggota yang melanggar tidak akan mendapat impunitas," ungkapnya.
2. Rusia klaim tidak dilibatkan dalam investigasi insiden MH17

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa negaranya tidak menerima hasil investigasi ICAO terkait penerbangan MH17. Ia bersikukuh menyebut Moskow tidak ikut campur dalam investigasi.
"Saya tidak akan berkomentar soal ini. Posisi kami sudah jelas. Rusia tidak dimasukkan dalam investigasi kecelakaan ini. Maka dari itu, kami tidak dapat menerima segala bentuk konklusi dari prasangka ini," ujar Peskov, dilansir Tass.
Pada Juni 2024, Rusia menghentikan partisipasi dalam investigasi insiden MH17 terkait masalah dengan Australia dan Belanda. Moskow menolak tuduhan dari Australia dan Belanda, beserta seluruh putusan tersebut.
3. Insiden MH17 menewaskan 298 orang
Pada 2023, tim gabungan dari Belanda, Australia, Malaysia, Belgia, dan Ukraina mengatakan ada indikasi kuat bahwa Rusia bertanggung jawab menyuplai misil Buk kepada kelompok separatis hingga menembak pesawat MH17.
Setahun sebelumnya, Pengadilan Belanda sudah menetapkan 2 warga Rusia dan 1 warga Ukraina sebagai pelaku serangan ini secara in-absentia. Rusia menolak putusan tersebut dan mengklaim tuduhan itu penuh skandal dan tidak akan mengekstradisi warganya.
Penerbangan MH17 bermula dari Amsterdam menuju ke Kuala Lumpur sebelum akhirnya hilang setelah tertembak jatuh oleh misil Rusia di atas Ukraina pada 2014. Kala itu, Ukraina bagian timur dilanda konflik antara tentara Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia.
Insiden mengerikan ini mengakibatkan 298 penumpang di dalam pesawat tewas. Dari total penumpang, sebanyak 196 adalah warga negara Belanda dan 38 di antaranya adalah warga negara Australia.