Vietnam dan Rusia Sepakat Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

- Vietnam dan Rusia sepakat memulai perundingan pembangunan pembangkit listrik nuklir.
- Vietnam kembali mengembangkan energi nuklir setelah tertunda selama satu dekade.
- Rusia juga akan memasok minyak mentah dan gas alam cair ke Vietnam.
Jakarta, IDN Times – Vietnam dan Rusia sepakat untuk segera memulai perundingan dan penandatanganan perjanjian pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Vietnam. Kesepakatan ini diumumkan dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Minggu (11/5/2025), menyusul kunjungan Presiden Vietnam To Lam ke Moskow.
“Pembangunan pembangkit listrik berteknologi mutakhir ini akan benar-benar mematuhi peraturan keselamatan nuklir dan radiasi serta demi kepentingan pembangunan sosial-ekonomi,” bunyi pernyataan tersebut dilansir dari Nikkei Asia pada Senin.
Kesepakatan ini menandai dimulainya kembali ambisi Vietnam mengembangkan energi nuklir yang sempat tertunda hampir satu dekade.
1. Target operasi nuklir pada 2030-2035
Vietnam sebelumnya menangguhkan rencana pembangunan reaktor nuklir pada 2016 karena alasan keuangan. Namun, dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan kebutuhan listrik yang meningkat, pemerintah Vietnam kembali memasukkan energi nuklir sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya.
Menurut rencana yang diumumkan awal tahun ini, Vietnam menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama dengan kapasitas gabungan hingga 6,4 gigawatt akan mulai beroperasi pada periode 2030 hingga 2035.
Selain Rusia, Vietnam juga berencana menjajaki kerja sama dengan negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, dan Amerika Serikat dalam proyek energi nuklir tersebut.
2. Kerja sama migas juga ditingkatkan

Tak hanya sektor nuklir, kedua negara juga menyepakati peningkatan kerja sama di sektor minyak dan gas. Rusia akan memasok minyak mentah dan gas alam cair (LNG) ke Vietnam sebagai bagian dari kerja sama strategis energi.
Dalam pernyataan bersama itu, Moskow dan Hanoi juga sepakat memfasilitasi ekspansi perusahaan energi mereka masing-masing ke wilayah mitra. Ini termasuk kemungkinan perusahaan Rusia beroperasi di Vietnam dan sebaliknya.
3. Perusahaan Rusia bidik investasi migas di Vietnam

Dilansir The Investor, sejumlah perusahaan terkemuka Rusia seperti Zarubezhneft, AFK Sistema, dan Positive Technologies telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sektor energi dan teknologi tinggi di Vietnam.
Direktur utama Zarubezhneft, Kudryashov Sergei Ivanovich, mengungkapkan pihaknya tengah mengembangkan proyek terminal LNG bersama Petrovietnam untuk menciptakan rantai pasokan gas alam cair modern. Selain itu, mereka juga mempercepat inisiatif energi terbarukan seperti tenaga angin lepas pantai dan hidrogen hijau.
Ivanovich menegaskan pentingnya kemitraan jangka panjang dan meminta dukungan Vietnam dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. To Lam menyatakan dukungan penuh Vietnam terhadap kerja sama energi sebagai pilar utama hubungan strategis Vietnam-Rusia.