Pejabat Keamanan Taiwan Kunjungi AS Usai Latihan Militer China

- Kepala Dewan Keamanan Nasional Taiwan kunjungi AS setelah latihan militer China di sekitar wilayah Taiwan.
- Taiwan mengecam latihan militer China di Laut China Timur, AS juga turut mengecam dan meningkatkan tarif impor terhadap Taiwan.
- Taiwan dan China mengalami gesekan dan peningkatan retorika ancaman militer, sementara AS terus berada di belakang Taiwan.
Jakarta, IDN Times – Kepala Dewan Keamanan Nasional Taiwan, Joseph Wu, berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada Jumat (4/4/2025). Ia bertemu dengan Presiden Donald Trump beberapa hari setelah China mengadakan latihan militer di sekitar wilayah Taiwan.
”Joseph Wu memimpin delegasi untuk sebuah pertemuan yang dikenal sebagai saluran khusus,” lapor Channel News Asia.
Pertemuan tersebut adalah yang pertama kali sejak Trump menjabat. Hubungan keduanya semakin dekat di tengah ketegangan dengan China.
1. Taiwan kecam latihan militer China

Kunjungan pejabat pertahanan Taiwan ke AS diduga ada kaitannya dengan latihan militer China. Beijing pada awal pekan ini mengadakan latihan tembak jarak jauh dengan peluru tajam di Laut China Timur.
Taiwan mengecam China karena menggelar latihan tersebut. AS yang merupakan pendukung internasional terpenting Taiwan dan pemasok utama senjata, turut mengecam latihan tersebut awal pekan ini.
Latihan itu menandai ketegangan yang meningkat antara dua negara. Pada Selasa, China juga meningkatkan retorika terhadap Presiden Taiwan Lai Ching Te dengan menyebutnya parasit.
Hal itu terjadi selama kunjungan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth ke Asia. Hegseth berulang kali telah mengkritik Beijing.
2. Gelombang tarif resiprokal AS turut mendera Taiwan di tengah gesekan China

Di tengah gesekan dengan China, pemberlakuan tarif resiprokal AS yang diumumkan pada Rabu turut dirasakan oleh Taiwan. Wilayah tersebut dikenai tarif impor 32 persen ke AS.
Dilansir New York Times, tarif tersebut dikecualikan terhadap produk semikonduktor atau chip. Pengecualian itu juga berlaku pada negara lain, seperti Korea Selatan.
Kabinet Taiwan merespons AS dengan mengatakan bahwa tarif tersebut tak masuk akal. Kabinet kemudian berupaya untuk bernegosiasi dengan AS.
Para pejabat dan pelaku bisnis di Taiwan telah berupaya keras untuk meredakan dampak ancaman tarif Washington. Bulan lalu, Presiden Lai Ching Te mengatakan Taiwan tertarik untuk membeli gas alam dari proyek yang telah lama terhenti di Alaska.
3. Hubungan China dan Taiwan

Taiwan dan China sejak lama mengalami gesekan dan peningkatan retorika ancaman militer. Sementara AS terus berada di belakang Taiwan.
China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri dan telah berulang kali mengecam Lai sebagai "separatis".
Lai, yang memenangkan pemilihan tahun lalu, menolak klaim kedaulatan Beijing. Ia mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.