Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Jepang Libatkan Tentara untuk Tangani Serangan Beruang

ilustrasi tentara di hutan
ilustrasi tentara di hutan (pexels.com/Danilo Arenas)
Intinya sih...
  • Tentara Jepang tangani serangan beruang tanpa senjata api
  • Serangan beruang di Akita memakan empat korban jiwa
  • Krisis pangan dan desa kosong dorong beruang masuk permukiman
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Jepang menurunkan pasukan militer untuk membantu menanggulangi lonjakan serangan beruang yang meresahkan warga di kawasan pegunungan prefektur Akita utara. Tahun ini tercatat 13 orang meninggal akibat serangan beruang di seluruh negeri, jumlah tertinggi dalam sejarah dan lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya.

Kementerian Lingkungan melaporkan lebih dari 100 orang lainnya terluka akibat pertemuan berbahaya dengan beruang cokelat Ussuri dan beruang hitam Asia yang kian sering muncul jelang musim hibernasi.

Kemunculan hewan liar itu kini merambah sekolah, stasiun, supermarket, hingga rumah penduduk dan resor onsen. Populasi beruang yang meningkat tajam menekan ruang hidup mereka dan membuat satwa ini berani mendekati pemukiman, terutama di daerah berpenduduk lanjut usia yang kekurangan pemburu berpengalaman. Pemerintah memperkirakan jumlah beruang di Jepang telah melampaui 54 ribu ekor, dilansir dari NPR.

1. Tentara diperintahkan tangani beruang tanpa senjata api

ilustrasi tentara
ilustrasi tentara (pexels.com/Imprensa Agruban)

Tentara Jepang dikerahkan tanpa izin menembak setelah Kementerian Pertahanan dan Pemerintah Prefektur Akita menandatangani perjanjian khusus pada Rabu (5/11/2025). Dalam operasi ini, pasukan hanya diperbolehkan memasang jebakan berumpan, mengantar pemburu lokal, dan menangani bangkai beruang.

“Setiap hari, beruang masuk ke wilayah pemukiman di kawasan ini dan dampaknya semakin meluas,” kata Wakil Sekretaris Kabinet Utama, Fumitoshi Sato, kepada wartawan, dilansir dari Al Jazeera.

Ia menambahkan bahwa persoalan beruang kini menjadi isu darurat yang perlu segera ditangani. Pasukan ditempatkan di hutan kota Kazuno, wilayah yang sering menjadi lokasi serangan beruang. Prajurit dengan helm putih, rompi antipeluru, serta perlengkapan seperti semprotan anti-beruang dan peluncur jaring memasang perangkap di dekat kebun apel. Takahiro Ikeda, pemilik kebun lokal, mengaku beruang telah melahap lebih dari 200 apel siap panen miliknya.

2. Serangan beruang di Akita memakan empat korban jiwa

ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)
ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)

Di Prefektur Akita yang berpenduduk sekitar 880 ribu jiwa, lebih dari 50 orang telah diserang beruang sejak Mei, dengan sedikitnya empat di antaranya meninggal dunia menurut pemerintah daerah. Sebagian besar insiden terjadi di kawasan pemukiman.

Seorang nenek pencari jamur ditemukan tewas di Yuzawa akhir pekan lalu, sementara seorang lansia lain meninggal saat bekerja di sawah pada akhir bulan lalu.

Seorang pengantar surat turut menjadi korban setelah diserang beruang di kota Akita pada Selasa. Hingga kini, Akita mencatat 60 kasus serangan beruang sepanjang tahun, empat di antaranya berujung fatal. Gubernur Kenta Suzuki yang putus asa bahkan meminta bantuan langsung dari Pasukan Bela Diri Jepang. Secara nasional, terdapat sekitar 20 ribu laporan penampakan beruang antara April hingga September, meningkat 7 ribu kasus dari tahun sebelumnya.

3. Krisis pangan dan desa kosong dorong beruang masuk pemukiman

ilustrasi rambu banyak beruang liar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi rambu banyak beruang liar (pexels.com/RDNE Stock project)

Para ahli menilai meningkatnya serangan beruang dipicu oleh gagal panen biji ek dan kacang beech akibat perubahan iklim, dua sumber makanan utama satwa ini. Selain itu, zona penyangga satoyama, wilayah peralihan antara hutan dan pemukiman, menghilang karena banyak desa ditinggalkan selama puluhan tahun. Kondisi tersebut mendorong beruang kelaparan turun ke pemukiman untuk mencari makanan seperti buah kesemek dan kestena. Kebun tak terawat dan desa kosong kini menjadi magnet baru bagi beruang.

Dilansir dari The Guardian, otoritas Jepang kini mengimbau warga menggunakan berbagai cara untuk menghindari serangan. Warga diminta berbicara keras, meniup peluit, atau meremas botol plastik agar beruang menjauh. Jika terpojok, posisi aman adalah telungkup sambil melindungi kepala dan leher. Pemerintah juga menyarankan anak-anak membawa botol plastik kosong ke sekolah karena suara remasannya dipercaya menakuti beruang.

Populasi beruang di Jepang, terdiri atas beruang cokelat Ussuri di Hokkaido dan beruang hitam Asia di wilayah lain, terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Beruang hitam dapat mencapai bobot hingga 130 kilogram (287 pon), sementara beruang cokelat bisa menembus 400 kilogram. Serangan biasanya memuncak pada Oktober hingga November, periode ketika beruang aktif mencari makanan sebelum hibernasi dimulai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Demo Ojol di Monas: Driver Tolak Jadi Karyawan, Pilih Tetap Jadi Mitra

07 Nov 2025, 15:28 WIBNews