Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Beruang di Jepang Tembus Rekor Tertinggi dalam Sejarah

ilustrasi rambu banyak beruang liar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi rambu banyak beruang liar (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Para ahli berikan tips bertahan dari serangan beruang
  • Studi Universitas Akita meneliti 70 korban luka akibat serangan beruang di Prefektur Akita sepanjang 2023.
  • Populasi beruang di Jepang diperkirakan mencapai 44 ribu ekor
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Serangan beruang di Jepang kini menjadi momok bagi warga kota dan desa, karena hewan buas itu semakin sering meninggalkan hutan untuk mencari makanan. Pekan lalu di Prefektur Akita, wilayah utara Jepang, seekor beruang menyerang pelari dan pejalan kaki di kawasan perkotaan, sementara yang lain masuk ke rumah warga setelah menakuti empat orang, meski tak ada korban luka serius.

Sejak April 2025, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mencatat sembilan kematian akibat serangan beruang, jumlah tertinggi yang pernah terjadi di negara itu. Seorang peneliti dari Universitas Akita menegaskan pentingnya mengetahui posisi aman saat diserang.

“Di antara mereka yang terkena dampak, 7 orang (10 persen dari total) mampu mengambil posisi bertahan, dan tidak ada dari 7 orang ini yang terluka parah,” katanya, dilansir dari The Independent.

1. Para ahli berikan tips bertahan dari serangan beruang

ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)
ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)

Studi Universitas Akita yang dirilis pada Sabtu (25/10/2025) meneliti 70 korban luka akibat serangan beruang di Prefektur Akita sepanjang 2023. Hasilnya menunjukkan, sebagian besar luka terjadi di wajah, tangan, dan lengan. Dari seluruh korban, tujuh orang yang memilih berbaring telungkup dan melindungi kepala serta leher berhasil terhindar dari luka parah, meski 23 kasus tetap memerlukan operasi besar atau amputasi.

Para ahli menekankan agar warga tidak melakukan gerakan mendadak atau memunggungi beruang saat berhadapan langsung. Langkah paling aman adalah mundur perlahan tanpa kontak mata, karena beruang jauh lebih cepat dan lincah dibanding manusia. Berbaring telungkup untuk melindungi kepala dan leher dianggap dapat meminimalkan risiko cedera serius di area yang kerap diserang.

Kazuhiko Maita, pakar konservasi dari Institut Penelitian Beruang Hitam Asia, menegaskan pentingnya menjaga jarak aman dari pandangan hewan tersebut.

“Sangat penting untuk keluar dari pandangan beruang dengan bersembunyi di belakang mobil atau masuk ke dalam bangunan,” ujarnya, dikutip dari Japan News.

Jika tak bisa melarikan diri, berbaring telungkup dengan tangan di leher atau bersembunyi di selokan disebutnya bisa menjadi cara bertahan hidup terakhir.

2. Perubahan iklim dorong beruang masuk ke kota

ilustrasi beruang di hutan (pexels.com/JankoFerlic)
ilustrasi beruang di hutan (pexels.com/JankoFerlic)

Dilansir dari The Guardian, populasi beruang di Jepang diperkirakan mencapai 44 ribu ekor untuk jenis beruang hitam Asia dan 12 ribu ekor beruang cokelat Ussuri di Pulau Hokkaido. Kekurangan sumber makanan seperti biji ek dan kacang beech, ditambah musim dingin yang semakin hangat akibat perubahan iklim, membuat beruang sulit berhibernasi tepat waktu. Kondisi ini diperparah dengan semakin banyaknya lahan pertanian terbengkalai karena menurunnya jumlah penduduk di pedesaan.

Direktur Institut Penelitian dan Pelestarian Beruang Hitam Asia, Kazuhiko Maita, menjelaskan bahwa kelangkaan makanan memaksa beruang besar turun dari gunung ke zona satoyama, wilayah antara desa dan pegunungan, sehingga mendorong beruang kecil masuk ke kota.

“Beruang besar yang mencari makanan sebanyak mungkin sebelum hibernasi turun dari pegunungan ke area satoyama, mendorong beruang yang mendiami area tersebut ke wilayah perkotaan,” kata Maita.

Ia menilai fenomena ini sebagai tanda bahwa perubahan iklim telah memengaruhi pola migrasi satwa liar di Jepang.

3. Pemerintah dan warga Jepang bergerak hadapi ancaman beruang

ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)
ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)

Pemerintah daerah bersama masyarakat kini meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman serangan beruang. Warga diimbau untuk membawa lonceng atau peluit saat beraktivitas di luar ruangan serta berjalan dalam kelompok, karena suara dan keramaian dapat membuat beruang menjauh. Menurut NHK, semprotan pengusir beruang terbukti efektif, meski stoknya terbatas sehingga beberapa toko di Prefektur Gunma kini menyewakannya hingga lima hari.

Kantor Berita Kyodo melaporkan, Gubernur Akita, Kenta Suzuki, berencana meminta bantuan Pasukan Bela Diri Jepang untuk menanggulangi situasi tersebut akibat kekurangan pemburu berlisensi. Pemerintah juga menyiapkan pelatihan bagi pemburu baru dan memperkuat pengelolaan populasi beruang agar interaksi berbahaya antara manusia dan satwa bisa ditekan. Upaya ini diharapkan mampu menurunkan risiko serangan yang terus meningkat di seluruh Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Kali Ciliwung Meluap, 20 RT di Jakarta Tergenang Banjir

28 Okt 2025, 07:10 WIBNews