Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pendukung Netanyahu Ancam Hengkang dari Kabinet, Ini Alasannya!

poteret Benny Gantz.(twitter.com/בני גנץ - Benny Gantz)
poteret Benny Gantz.(twitter.com/בני גנץ - Benny Gantz)

Jakarta, IDN Times- Anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, mengancam akan mengundurkan diri dari pemerintahan Benjamin Netanyahu jika perdana menteri gagal menyampaikan rencana baru pascaperang di Jalur Gaza. Gantz memberi waktu kepada Netanyahu hingga 8 Juni 2024 untuk menyampaikan rencana tersebut.

“Jika Anda memilih jalur fanatik dan membawa seluruh bangsa ke jurang kehancuran, kami akan terpaksa mundur dari pemerintahan,” kata Gantz, dikutip Voa News.

Jika tuntutannya tidak dipenuhi, ia akan menarik partai tengahnya dari pemerintahan persatuan darurat yang dibentuk tahun lalu. Pada Sabtu (18/5/2024), Gantz meminta kabinet untuk menyetujui rencana enam poin yang menguraikan visi pemerintah di wilayah Jalur Gaza setelah konflik selesai.

Seruan rencana Gantz termasuk pembebasan tawanan perang Israel di Gaza, demiliterisasi wilayah tersebut dan membentuk koalisi internasional dengan elemen Amerika Serikat (AS), Eropa, Arab dan Palestina untuk mengawasi urusan sipilnya.

1. Meningkatnya ketegangan dalam kabinet perang Israel

Dilansir Al Jazeera, permintaan Gantz merupakan salah satu manifestasi terkuat atas meningkatnya ketegangan dalam kabinet perang Israel. Dalam perselisihan publik yang jarang terjadi, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel tidak boleh terlibat dalam pemerintahan Gaza setelah pertempuran berakhir.

“Apa yang semakin sering kita lihat dalam beberapa hari terakhir adalah adanya perbedaan pendapat yang sangat besar di antara anggota kabinet perang mengenai rencana masa depan Gaza,” kata koresponden Al Jazeera, Mohamed Jamjoom.

“Dan hal ini juga mencerminkan kekhawatiran pemerintah Amerika yang telah berulang kali mengatakan bahwa Netanyahu perlu mencoba memikirkan rencana untuk skenario Gaza pascaperang,” tambahnya.

2. Netanyahu akan lebih terikat dengan sekutu sayap kanan

Dilansir Associated Press, pengumuman pengunduran diri Gantz memperdalam perpecahan dalam kepemimpinan Israel yang telah tujuh bulan lebih memasuki perang, di mana Israel masih belum bisa mencapai tujuannya membubarkan Hamas dan mengembalikan sejumlah sandera yang diculik kelompok militan tersebut pada 7 Oktober.

Sementara, pembicaraan untuk mencapai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sepertinya terhenti. Hal itu dikarenakan pemerintahan Netanyahu menolak permintaan Palestina untuk mengakhiri perang di Gaza.

Gantz. yang menjadi saingan politik lama Netanyahu, bergabung dengan koalisinya dan Kabinet Perang di hari-hari awal perang sebagai isyarat nasional. Pengunduran dirinya akan membuat Netanyahu lebih terikat dengan sekutu sayap kanan yang menginginkan Israel harus menduduki Gaza dan membangun pemukiman Yahudi di sana.

3. Israel akan mempertahankan kendali keamanan terbuka atas Gaza

Pekan ini, penasihat keamanan AS Jake Sullivan akan berada di Arab Saudi dan Israel untuk membahas perang Israel-Hamas. Dia juga dijadawalkan pada Minggu untuk bertemu dengan Netanyahu.

Sementara, ribuan warga Israel kembali berunjuk rasa pada Sabtu malam guna menuntut kesepakatan bersama untuk diadakannya pemilu baru. 

“Pemerintah ini membawa negara ini ke tempat-tempat yang saya tidak ingin negara saya musnahkan,” kata salah satu pengunjuk rasa, Noam Fagi.

Di sisi lain, Netanyahu menjelaskan bahwa Israel akan mempertahankan kendali keamanan terbuka atas Gaza. Dia juga mengatakan, Israel akan bermitra dengan warga Palestina setempat yang tidak berafiliasi dengan Hamas atau Otoritas Palestina yang didukung Barat. Netanyahu mengungkapkan bahwa ia tidak mungkin merencanakan pemerintahan pascaperang sebelum Hamas dikalahkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us