Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengeluaran Perang Israel pada 2024 Capai Rp459 Triliun

Ilustrasi bendera Israel. (pexels.com/Leonid Altman)
Ilustrasi bendera Israel. (pexels.com/Leonid Altman)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan Israel pada Selasa (21/1/2025) mengatakan bahwa pihaknya telah menggelontorkan sekitar 100 miliar shekel (Rp459 triliun) untuk konflik militer selama 2024.

Jumlah tersebut meningkatkan pinjaman pemerintah dan beban utang negara. Tercatat, rasio utang publik terhadap produk domestik bruto (PDB) naik dari 61,3 persen pada 2023, menjadi 69 persen pada akhir tahun lalu.

Rasio tersebut telah meningkat 9 poin persentase selama dua tahun terakhir. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh perang Israel melawan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Kesepakatan gencatan senjata pun telah dibuat dalam beberapa minggu terakhir, guna mengakhiri pertempuran, dilansir Anadolu Agency.

1. Jumlah utang pemerintah Israel meningkat

Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, mengatakan saat memasuki perang Gaza pada 2023, rasio utang terhadap PDB Israel yang rendah memberikan fleksibilitas yang memungkinkan pendanaan untuk mendukung populasi pengungsi, bisnis, dan cadangan.

Menurut data IMF, rasio utang terhadap PDB Israel masih lebih rendah dari 88,1 persen blok euro, 121 persen di Amerika Serikat, dan 251,2 persen di Jepang.

Total utang pemerintah naik menjadi 1,33 triliun shekel (Rp6.088 triliun) tahun lalu dari 1,13 triliun (Rp5.171 triliun) pada 2023. Pengeluaran pemerintah pada 2024 adalah 621 miliar shekel (Rp2.845 triliun), dengan 100 miliar shekel (Rp458,3 triliun) di antaranya untuk perang.

Sejak meletusnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel telah mengumpulkan 360 miliar shekel (Rp1.650 triliun), yang di antaranya 272 miliar shekel (Rp1.246) secara lokal dan 83 miliar shekel (Rp380,5 triliun) secara global.

Sementara itu, perang Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 47.107 warga Palestina dan melukai 111.147 orang sejak Oktober 2023.

2. Infrastruktur di Jalur Gaza hancur total

Hind Khoudary dari Al Jazeera melaporkan, warga Gaza terkejut dengan skala kerusakan yang terjadi akibat perang Israel di wilayah kantong tersebut. Mereka tidak menyangka seluruh lingkungan telah hancur. Rumah-rumah yang masih berdiri terbakar atau tidak layak huni.

Selain itu, masih banyaknya bahan peledak yang tertinggal di beberapa daerah, sehingga sangat berbahaya bagi orang-orang untuk mendekati rumah mereka pada tahap ini, setelah pada Minggu (19/1/2025) diumumkannya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Disebutkan, ada warga yang masih berusaha membersihkan sisa-sisa bangunan, ada pula yang berusaha menyelamatkan barang-barang mereka dari bawah reruntuhan.

"Kita tahu bahwa orang-orang terpaksa mengungsi dari satu tempat ke tempat lain. Mereka masih dalam keadaan syok, namun satu-satunya hal yang melegakan sekarang adalah tidak ada serangan udara atau pesawat tanpa awak," ujar Khoudary.

"Mereka tahu bahwa ada sedikit rasa aman, kendati tidak dapat membayangkan betapa hancurnya infrastruktur di Gaza dan sampah-sampah yang memenuhi jalan-jalan," sambungnya.

Dilaporkan juga bahwa di beberapa tempat, terjadi kekurangan air. Pabrik desalinasi tidak lagi berfungsi. Warga Palestina harus memulai hidup mereka dari awal lagi.

3. Truk bantuan memasuki Gaza tanpa hambatan

Untuk pertama kalinya dalam 15 bulan terakhir, truk bantuan, alat berat, dan bahan bakar memasuki Gaza tanpa hambatan. Israel mengizinkan lebih dari 600 truk masuk. Sebelumnya, Tel Aviv mengizinkan alat berat untuk masuk ke Jalur Gaza guna mengeluarkan orang-orang di bawah reruntuhan.

Berikut adalah rincian truk yang masuk ke Gaza sejak gencatan senjata, yakni 630 truk pada Minggu, 925 truk pada Senin, dan 897 truk pada Selasa. 

Para pejabat PBB mengatakan 80 persen penduduk Gaza sepenuhnya bergantung pada distribusi bantuan makanan setelah lebih dari setahun dibombardir dan dibatasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us