Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perdana Menteri China ke Australia di 2026, Hubungan Bilateral Makin Mesra

Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (15/5). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)
Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (15/5). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)
Intinya sih...
  • Albanese menyuarakan kekhawatirannya atas insiden antara jet tempur China dan pesawat patroli maritim Australia.
  • Pejabat tinggi China terakhir kali mengunjungi Australia pada 2024, menandai stabilisasi hubungan antara kedua negara.
  • Hubungan kedua negara sedang mengalami pemulihan dan stabilisasi setelah bertahun-tahun tegang akibat isu-isu seperti pandemi COVID-19 dan kebijakan perdagangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan Perdana Menteri China, Li Qiang, berencana mengunjungi Australia pada 2026 dalam sebuah perjalanan yang mungkin mencakup kunjungan ke Uluru, monolit raksasa di Australia tengah.

Uluru, batu setinggi 348 meter terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO, terkenal dengan warna merah okernya yang pekat dan menjadi daya tarik wisata utama meskipun lokasinya terpencil di gurun dekat Alice Springs, wilayah utara. Lokasi ini dianggap suci bagi masyarakat adat, yaitu suku Anangu.

"Perdana Menteri Li akan mengunjungi Australia tahun depan, kami telah membahasnya. Termasuk di dalamnya adalah diskusi tentang kunjungan ke Uluru yang dia minati. Saya mendukung hal itu. Saya pikir itu akan menjadi hal yang sangat baik untuk memperkenalkan Australia Tengah kepada lebih dari satu miliar penduduknya," kata Albanese kepada televisi Sky News, Minggu (2/11/2025).

1. Pertemuan dengan Li di KTT ASEAN

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese saat kampanye di MCG (twitter.com/AlboMP)
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese saat kampanye di MCG (twitter.com/AlboMP)

Komentar ini keluar dari mulut Albanese setelah pertemuannya dengan Li di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada 27 Oktober 2025. Dalam pertemuan tersebut, Albanese menyuarakan kekhawatirannya atas insiden antara jet tempur China dan pesawat patroli maritim Australia.

Dilansir Xinhua, pada pertemuan regional di Malaysia, Li menegaskan kepada Albanese jika China siap membangun kemitraan yang lebih stabil dan strategis dengan Australia.

2. Kunjungan terakhir petinggi China ke Australia pada 2024

Pejabat tinggi China terakhir kali mengunjungi Australia pada 2024. Kunjungan kala itu menandai stabilisasi hubungan antara sekutu AS tersebut dan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Kunjungan ini merupakan yang pertama ke Australia oleh seorang Perdana Menteri China sejak 2017.

China adalah mitra dagang terbesar Australia, dengan ekspor sumber daya alam dan energi Australia mendominasi arus perdagangan.

3. Hubungan China-Australia semakin pulih

Sementara itu, hubungan China dan Australia saat ini sedang mengalami pemulihan dan stabilisasi, usai bertahun-tahun tegang akibat isu seperti pandemi COVID-19, hingga kebijakan perdagangan. Pada Juli 2025, Presiden China Xi Jinping menyatakan, relasi kedua negara berbalik arah dan siap memasuki fase hubungan baru yang lebih stabil.

Pernyataan itu disampaikan saat Presiden Xi saat menjamu Albanese dalam kunjungan kenegaraan selama enam hari. Albanese yang memimpin pemerintahan dari Partai Buruh Australia, menyampaikan dialog langsung harus menjadi fondasi utama hubungan bilateral ke depan.

"Hubungan China-Australia telah bangkit dari keterpurukan. Tak peduli bagaimana situasi global berubah, kami harus terus melangkah ke arah ini," kata Xi.

Dalam pertemuan tersebut, Albanese menyampaikan, Australia menghargai hubungannya dengan China sebagai mitra dagang terbesar. Namun, tetap akan menjalankannya berdasarkan kepentingan nasional dan prinsip tenang dan konsisten. Dia juga menegaskan, kebijakan luar negeri Australia tetap mengikuti pendekatan bekerja sama jika memungkinkan, dan bersikap tegas andai perlu terhadap China.

"Penting bagi kami untuk melakukan diskusi langsung mengenai isu-isu yang penting bagi kami dan bagi stabilitas kawasan. Dialog harus ada di pusat hubungan kami," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Momen Haru Mahasiswa IPB Diberi Gelar Sarjana Anumerta Usai Gugur di Papua

02 Nov 2025, 22:16 WIBNews