Peretas Rusia Serang Situs Pemerintah Rumania saat Pilpres

Jakarta, IDN Times – Kelompok peretas asal Rusia menyerang situs web pemerintah dan kandidat presiden Rumania pada Minggu (4/5/2025), bertepatan dengan pelaksanaan pemilihan presiden negara tersebut. Serangan dilaporkan oleh kantor berita Rumania G4media.
"Kelompok peretas yang dikenal dengan nama DDOSIA/NoName057 menargetkan situs web Mahkamah Konstitusi Rumania, portal utama pemerintah, situs Kementerian Luar Negeri, serta situs web milik empat kandidat presiden," lapor Politico pada Minggu (4/5/2025).
Dilansir dari Euroweekly News, peneliti keamanan siber Cyberoo mengungkap bahwa DDOSIA/NoName057 adalah organisasi peretas pro-Rusia yang secara khusus menargetkan negara-negara yang telah menyatakan kritik terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Kelompok ini awalnya muncul di Telegram pada 2022.
1. Situs kandidat dan lembaga negara lumpuh

Menurut Direktorat Keamanan Siber Nasional, situs kandidat yang diserang termasuk milik Crin Antonescu, yang didukung oleh partai-partai penguasa di Rumania, serta Wali Kota Bukares Nicușor Dan yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen.
Serangan dilakukan menggunakan metode distributed denial of service (DDoS), yakni dengan membanjiri situs target menggunakan lalu lintas internet dalam jumlah besar.
Kelompok peretas mengklaim serangan ini melalui saluran Telegram mereka. Kelompok itu menyebutkan bahwa situs Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman juga menjadi sasaran.
2. Pemerintah klaim semua situs kembali normal
Direktorat Keamanan Siber menyebut seluruh situs yang menjadi target peretas sudah kembali beroperasi pada pukul 14.00 waktu setempat. Melalui unggahan di Facebook, lembaga itu bahkan menambahkan kutipan populer dari Star Wars.
"Semoga the Force menyertai Anda," bunyi kutipan itu.
Namun, hingga saat ini, Direktorat Keamanan Siber belum memberikan informasi tambahan terkait skala kerusakan atau potensi kebocoran data akibat serangan tersebut.
3. Pemilu presiden ulang diwarnai kekhawatiran pengaruh asing

Pemungutan suara kali ini merupakan pemilu ulang, setelah Mahkamah Konstitusi Rumania membatalkan hasil putaran pertama tahun lalu. Pembatalan dilakukan karena adanya tuduhan pelanggaran kampanye oleh pemenang saat itu, Călin Georgescu, seorang tokoh ultranasionalis yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan Rusia.
Menurut dokumen intelijen Rumania yang telah dideklasifikasi, lebih dari 85 ribu serangan siber terjadi terhadap sistem teknologi informasi pemilu selama pemilihan sebelumnya pada November lalu dan setelahnya.