Pesawat Patroli Angkatan Laut Korsel Jatuh, Empat Orang Tewas

- Pesawat patroli maritim P-3C jatuh di Pohang, Korsel.
- Keempat awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.
- Tim penyelamat dan otoritas setempat berusaha memadamkan api dan mengevakuasi korban.
Jakarta, IDN Times - Sebuah pesawat patroli maritim P-3C milik Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) jatuh di dekat pangkalan militer di kota Pohang, wilayah tenggara negara tersebut pada Kamis (29/5/2025).
Insiden yang terjadi pukul 13.43 waktu setempat ini melibatkan empat awak dan langsung ada respons dari tim penyelamat dan otoritas setempat.
Kecelakaan ini menambah deretan insiden penerbangan di Korsel, setelah tragedi Jeju Air pada Desember 2024 yang menewaskan 179 orang. Investigasi telah dimulai untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat, sementara tim darurat berusaha memadamkan api di lokasi kejadian.
1. Kronologi kecelakaan di Pohang
Pesawat P-3C lepas landas dari pangkalan udara di Pohang untuk latihan rutin. Beberapa menit kemudian, pesawat jatuh di perbukitan dekat Seokgye-ri, Nam-gu, Pohang, menimbulkan ledakan dan kebakaran. Saksi mata melaporkan asap tebal membumbung dari lereng gunung.
Laporan awal menyebutkan pesawat kehilangan kontak dengan menara kendali tak lama setelah lepas landas.
“Kami sedang menyelidiki penyebab kecelakaan dan memastikan kondisi awak,” ujar juru bicara Angkatan Laut Korea Selatan, dilansir Associated Press.
Tim penyelamat menemukan puing-puing pesawat di tengah kobaran api tak lama setelah laporan warga masuk.
Kantor darurat Pohang menyatakan bahwa truk pemadam dan petugas dikerahkan untuk mengendalikan api yang melanda vegetasi sekitar. Tidak ada korban di daratan, meski lokasi jatuhnya pesawat berdekatan dengan kompleks apartemen. Dugaan sementara mengarah pada kegagalan teknis atau kesalahan manusia, dikutip ABC News.
2. Evakuasi agak terhambat
Melansir Associated Press, dari empat awak pesawat, semuanya dipastikan tewas. Upaya evakuasi terhambat medan berbukit dan asap pekat.
“Seluruh sumber daya dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan memadamkan api,” ujar seorang pejabat darurat, dilansir Rocky Mountain News.
Foto-foto dari Yonhap News memperlihatkan petugas pemadam memerangi kobaran api di tengah asap hitam. Puing-puing tersebar di lereng bukit, menyulitkan akses tim penyelamat. Identitas awak belum diumumkan hingga keluarga diberi informasi.
Operasi penyelamatan berlanjut hingga malam, dengan bantuan penerangan tambahan dan drone.
“Kondisi sangat menantang, tapi kami berkomitmen menemukan seluruh awak,” kata anggota tim penyelamat, dilansir Devdiscourse.
Fokus utama adalah keselamatan tim dan mencegah api meluas ke permukiman terdekat.
3. Pemerintah diharapkan mulai perhatikan keselamatan terkait penerbangan
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan regional, menyusul kritik Korea Utara terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan-Amerika Serikat (AS). Menurut seorang analis, meski tidak terkait langsung, kecelakaan militer seperti ini dapat memengaruhi persepsi publik tentang kesiapan pertahanan Korea Selatan.
Pesawat P-3C telah lama digunakan untuk misi patroli maritim, termasuk pemantauan perairan di Semenanjung Korea.
“Pesawat ini krusial bagi keamanan maritim kami. Kecelakaan ini akan memicu evaluasi menyeluruh terhadap pelatihan,” ujar analis militer, dikutip Firstpost. Investigasi juga mencakup riwayat perawatan pesawat dan prosedur pelatihan.
Tragedi ini mengingatkan pada kecelakaan Jeju Air di Bandara Muan yang menewaskan hampir seluruh penumpangnya pada Desember 2024.
“Kita harus belajar dari insiden sebelumnya untuk mencegah kejadian serupa,” ujar pejabat Kementerian Pertahanan, dilansir Associated Press.
Pemerintah diharapkan memperketat pengawasan terhadap keselamatan penerbangan militer dan sipil.